Tahun baru dan ‘Hari Kasih Sayang’ (atau yang lebih
dikenal dengan Valentine Day) oleh
sebagian orang begitu sangat ditunggu-tunggu untuk dirayakan bersama keluarga,
orang terdekat, serta orang-orang tersayang.
Perayaan
seperti ini terkadang menjadi
ajang silahturahmi, menghibur diri, hingga memadu
kasih.
Tahun
baru misalnya, menjadi ajang hari besar dimana seluruh warga Indonesia, bahkan dunia menunggu hari itu untuk dapat merayakan dengan suka cita bersama keluarga, teman, atau bahkan orang
yang disayang.
Namun yang mengkhawatirkan perayaan-perayaan seperti
ini seringkali dimanfaatkan, umumnya oleh anak-anak muda untuk melakukan hal-hal diluar batas kesusilaan seperti seks bebas.
Namun dengan adanya perkembangan teknologi yang
memudahkan masuknya budaya luar, selain memberikan dampak positif juga
memberikan pengaruh negatif khususnya bagi para remaja di Indonesia. Seperti
halnya budaya seks bebas yang oleh negara-negara lain dianggap biasa bahkan oleh
sebagian orang jika
tidak melakukan hal tersebut, dicap tidak gaul,
tidak keren, tidak modern, atau bahkan tidak mengikuti perkembangan zaman. Kalau memang itu alasannya, berarti sebagian
orang yang mengatakan hal tersebut adalah
budak zaman. Ketika zaman meminta setiap orang “mencintai” hewan bahkan
menikahinya, apakah semua orang mau mengikuti itu semua? Kalau memang iya,
berarti manusia
saat itu sudah mulai tidak waras.
Zaman
bisa diikuti, tapi apakah sebodoh itu kita sebagai manusia
mau diperbudak zaman? Kita punya akal sehat yang seharusnya mampu memilah mana yang baik, mana yang
buruk, mana yang baik untuk dunia, dan mana yang buruk untuk kehidupan setelah
dunia. Kalau pemaknaan perayaan-perayaan
seperti tahun baru dan valentine day,
sebagai ajang untuk
melakukan seks bebas
(di luar nikah), itu artinya kita telah salah memaknai perayaan tersebut.
Perayaan tahun baru misalnya, adalah perayaan yang sebenarnya sangat bijak bila
kita memaknainya dengan benar. Perayaan
tahun baru adalah perayaan yang semestinya menjadikan kita jauh lebih baik,
dari hari-hari sebelumnya. Tahun baru memang hadir untuk dijadikan sebagai ajang kemeriahan bersama orang-orang yang kita
kenal. Itu pertanda bahwa tahun baru menjadi satu
wadah untuk mengingatkan kita, hidup di dunia tidak sendiri. Tahun baru menjadi sebuah ajang intropeksi diri, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya.
Jika generasi
sekarang melakukan seks bebas pada perayaan tahun baru
ataupun valentine day apakah kita ikhlas melihat generasi kita rusak karena hal itu?
Sebagai generasi penerus bangsa kita punya andil dan berkewajiban untuk merubah kebiasaan buruk remaja masa kini. Anak muda dilahirkan bukan untuk merusak, melainkan untuk memperbaiki.
Tahun
baru, valentine day ataupun perayaan-perayaan lainnnya tidak sepatutnya dijadikan sebagai ajang untuk melakukan hal-hal yang di luar batas kesusilaan.
Sudah selayaknya anak
muda dan generasi saat ini, melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat.
Sebagai contoh memanfaatkan dan mengisi perayaan tahun
baru atau valentine day dengan memberikan pakaian-pakaian bekas yang layak pakai kepada orang-orang yang
membutuhkan.
Mungkin memang secara kenyataan hal-hal yang
bermanfaat itu tidak begitu cukup menarik,
namun manfaat dibelakangnya sungguh banyak.
Merubah
kebiasaan
buruk memang sulit, tetapi jika ada kemauan,
sedikit-sedikit hal tersebut bisa saja berkurang dan hilang.
Kesimpulannya adalah, perayaan tahun baru atau valentine day janganlah dijadikan ajang untuk melakukan seks
bebas. Jika
itu terjadi akan buruk akibatnya nanti. Ketika terjadi kehamilan di luar
nikah, dan belum cukup umur, pernikahan
tidak terencana akan terjadi, kemudian rumah tangga belum siap dan terbentuk secara paksa. Selain itu keselamatan ibu dan bayi yang akan
dilahirkan juga sangat rentan karena belum siapnya organ untuk bereproduksi.
Sudah
saatnya
kita
menghindari dan mengubah semua
itu.
Jumlah
penduduk kita saat ini sudah sangat banyak, kalau
terjadi kehamilan diluar nikah, yang
sudah pasti tanpa rencana, betapa penuhnya dunia ini dengan orang yang lahir
tanpa direncanakan.
Jika
ada yang memaknai seks bebas adalah sebuah cinta, itu adalah hal yang salah.
Cinta lahir karena kesucian, tidak untuk dinodakan, cinta bukan untuk
menjadikan alasan kita menghalalkan segala perbuatan
yang tidak benar. Karena jika kita diperalat dan akhirnya melakukan seks di luar nikah, itu bukan cinta, tapi itu adalah
nafsu.
Sudah
saatnya kita harus
bisa memaknai segala hal
dengan lebih baik lagi. Perayaan tahun baru dan valentine
day, janganlah dimaknai sebagai
sebuah kesempatan dan peluang untuk melakukan hal yang tidak baik.
Kita
manusia punya akal, kita mampu
berpikir, dan sebelum bertindak, pikirkan dulu tujuh puluh langkah setelahnya.
Karena apa yang kita pilih saat ini, adalah sesuatu yang akan berdampak puluhan
tahun
selanjutnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Motivator Muda Kependudukan 2016
Pandu Pratama Putra