Pages

Labels

Friday, 11 March 2016

Tahun Baru,Valentine dan Seks Bebas



Tahun baru dan ‘Hari Kasih Sayang’ (atau yang lebih dikenal dengan Valentine Day) oleh sebagian orang begitu sangat ditunggu-tunggu untuk dirayakan bersama keluarga, orang terdekat, serta orang-orang tersayang.
Perayaan  seperti ini terkadang menjadi ajang silahturahmi, menghibur diri, hingga memadu kasih.
Tahun baru misalnya, menjadi ajang hari besar dimana seluruh warga Indonesia, bahkan dunia menunggu hari itu untuk dapat merayakan dengan suka cita bersama keluarga, teman, atau bahkan orang yang disayang.
Namun yang mengkhawatirkan perayaan-perayaan seperti ini seringkali dimanfaatkan, umumnya oleh anak-anak muda untuk melakukan hal-hal diluar batas kesusilaan seperti seks bebas.
Namun dengan adanya perkembangan teknologi yang memudahkan masuknya budaya luar, selain memberikan dampak positif juga memberikan pengaruh negatif khususnya bagi para remaja di Indonesia. Seperti halnya budaya seks bebas yang oleh negara-negara lain dianggap biasa bahkan oleh sebagian orang jika tidak melakukan hal tersebut, dicap tidak gaul, tidak keren, tidak modern, atau bahkan tidak mengikuti perkembangan zaman. Kalau memang itu alasannya, berarti sebagian orang yang mengatakan hal tersebut adalah budak zaman. Ketika zaman meminta setiap orang mencintai hewan bahkan menikahinya, apakah semua orang mau mengikuti itu semua? Kalau memang iya, berarti manusia saat itu sudah mulai tidak waras.




Zaman bisa diikuti, tapi apakah sebodoh itu kita sebagai manusia mau diperbudak zaman? Kita punya akal sehat yang seharusnya mampu memilah mana yang baik, mana yang buruk, mana yang baik untuk dunia, dan mana yang buruk untuk kehidupan setelah dunia. Kalau pemaknaan perayaan-perayaan seperti tahun baru dan valentine day, sebagai ajang untuk melakukan seks bebas (di luar nikah), itu artinya kita telah salah memaknai perayaan tersebut.
Perayaan tahun baru misalnya, adalah perayaan yang sebenarnya sangat bijak bila kita memaknainya dengan benar. Perayaan tahun baru adalah perayaan yang semestinya menjadikan kita jauh lebih baik, dari hari-hari sebelumnya. Tahun baru memang hadir untuk dijadikan sebagai ajang kemeriahan bersama orang-orang yang kita kenal. Itu pertanda bahwa tahun baru menjadi satu wadah untuk mengingatkan kita, hidup di dunia tidak sendiri. Tahun baru menjadi sebuah ajang intropeksi diri, memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan di tahun-tahun sebelumnya.
Jika generasi sekarang melakukan seks bebas pada perayaan tahun baru ataupun valentine day apakah kita ikhlas melihat generasi kita rusak karena hal itu?
Sebagai generasi penerus bangsa kita punya andil dan berkewajiban untuk merubah kebiasaan buruk remaja masa kini. Anak muda dilahirkan bukan untuk merusak, melainkan untuk memperbaiki.
Tahun baru, valentine day ataupun perayaan-perayaan lainnnya tidak sepatutnya dijadikan sebagai ajang untuk melakukan hal-hal yang di luar batas kesusilaan. Sudah selayaknya anak muda dan generasi saat ini, melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat.



Sebagai contoh memanfaatkan dan mengisi perayaan tahun baru atau valentine day dengan memberikan pakaian-pakaian bekas yang layak pakai kepada orang-orang yang membutuhkan.
Mungkin memang secara kenyataan hal-hal yang bermanfaat itu tidak begitu cukup menarik, namun manfaat dibelakangnya sungguh banyak.
Merubah kebiasaan buruk memang sulit, tetapi jika ada kemauan, sedikit-sedikit hal tersebut bisa saja berkurang dan hilang.
Kesimpulannya adalah, perayaan tahun baru atau valentine day janganlah dijadikan ajang untuk melakukan seks bebas. Jika itu terjadi akan buruk akibatnya nanti. Ketika terjadi kehamilan di luar nikah, dan belum cukup umur, pernikahan tidak terencana akan terjadi, kemudian rumah tangga belum siap dan terbentuk secara paksa. Selain itu keselamatan ibu dan bayi yang akan dilahirkan juga sangat rentan karena belum siapnya organ untuk bereproduksi.
Sudah saatnya kita menghindari dan mengubah semua itu.
Jumlah penduduk kita saat ini sudah sangat banyak, kalau terjadi kehamilan diluar nikah, yang sudah pasti tanpa rencana, betapa penuhnya dunia ini dengan orang yang lahir tanpa direncanakan.
Jika ada yang memaknai seks bebas adalah sebuah cinta, itu adalah hal yang salah. Cinta lahir karena kesucian, tidak untuk dinodakan, cinta bukan untuk menjadikan alasan kita menghalalkan segala perbuatan yang tidak benar. Karena jika kita diperalat dan akhirnya melakukan seks di luar nikah, itu bukan cinta, tapi itu adalah nafsu.
Sudah saatnya kita harus bisa memaknai segala hal dengan lebih baik lagi. Perayaan tahun baru dan valentine day, janganlah dimaknai sebagai sebuah kesempatan dan peluang untuk melakukan hal yang tidak baik.
Kita manusia punya akal, kita mampu berpikir, dan sebelum bertindak, pikirkan dulu tujuh puluh langkah setelahnya. Karena apa yang kita pilih saat ini, adalah sesuatu yang akan berdampak puluhan tahun selanjutnya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Motivator Muda Kependudukan 2016

Pandu Pratama Putra