Kadang
kita gak tau rejeki itu datang dari mana, kita gak tau kesempatan itu
menghampiri bersumber dari mana, bisa aja mereka-mereka itu datang dari teman,
saudara, sahabat, pacar, mantan pacar, istri, mantan istri, anak, gebetan,
gebetan tapi gak dianggap, atau bahkan musuh sekalipun.
Kita gak
tau itu semua, dan yang paling susah adalah percaya dengan hati akan rezeki
itu.
Saat itu
tepatnya malam yang santai, di kala yang lain berkutat dengan twitter, BBM atau
sosmed lainnya, saya masih setia menatap Facebook, itupun cuma karena forum
fakultas di kampus. Saat itu ada salah satu orang ngepost tentang lomba
penulisan kreatif blog yang di selengarakan oleh BKKBN Provinsi Kalimantan
Timur, dia adalah ketua BEM, si Yusuf namanya.
Dia
ngepost tentang lomba itu di forum Fakultas, tapi sayangnya post itu tidak ada
yang menanggapi, saya cuma bisa membantu like, dan melihatnya tanpa komentar
juga. Tapi dari banyaknya anggota di forum tersebut, post itu terlihat di
anggurin, kasian memang ketua BEM kampus ini, tapi ya sudahlah. :D
Tadinya
masih begitu jauh deadline akhir pengiriman lomba, saya cukup tertarik untuk
ikut, sembari mencoba sekali-kali buat pamerin blog ini, apa bisa menang lomba
apa kaga. Tapi setelah di kroscek di forum BKKBN KalTim, ternyata lombanya
bukan cuma blog, tapi ada juga lomba penulisan kreatif, dan juga lomba pidato
dan lain-lainnya.
Saya
jujur gak bisa pidato, blog masih cukup aneh untuk di baca, tapi penulisan
kreatif, saya merasa bisa.
Akhirnya
saya mencoba, hari demi hari saya mencoba memikirkan apa yang musti saya tulis,
karena hanya dua tema yang di angkat di lomba penulisan kreatif kependudukan
Kalimantan Timur 2015 ini, yakni Bonus Demografi, dan Ketenagakerjaan.
Yang
pertama tentang Bonus Demografi, jujur, kalo yang satu ini saya gak ngerti
apaan, saya coba baca-baca di internet juga gak nyambung-nyambung di otak saya.
Belum lagi, kalopun saya nekat nulis tentang ini, dan kepilih, tugas berikutnya
adalah mempresentasikan hasil tulisan saya. Jujur saya punya aturan main, ketika
saya berani untuk berbicara, saya harus paham dengan apa yang saya katakan,
berhubung saya tidak paham apa itu bonus demografi, akhirnya saya memilih tema
ketenagakerjaan. Bukan karena saya pintar tentang ini, tapi karena saya sedikit
tau betapa susahnya menjadi pekerja.
Pertama
bapak saya, selalu menjadi bawahan orang lain.
Kedua, saya pernah sedikit mencicipi betapa beratnya menjadi pelayan
restaurant dan pekerja hotel ketika PKL di SMK.
Dari ini
saya mencoba mengangkat TEMA Ketenagakerjaan dengan judul “Berani dan Kreatif
Mengatasi Ketenagakerjaan”.
Saya
sering nulis, saya punya pengalaman sedikit dengan kreatifitas, saya sering
standup dan saya punya sedikit kegelisahan dengan pola pikir pekerja di
Indonesia. Sehingga jadilah hasil akhir tulisan saya. Jujur, ini saya gak
serius-serius amat. Saya hanya berpikir saat itu untuk mengisi waktu luang dan
mengambil kesempatan sedikit diatara penghuni kampus saya yang cuma nganggurin
informasi dari sang ketua BEM.
Akhirnya
saya ngirim artikel saya itu, padahal lomba ini gak main-main, siapa yang
menang dan menjadi juara satu, bisa di kirim ke Jakarta untuk wakili Kalimantan
Timur buat lomba tingkat Nasional.
Tapi
lagi-lagi saya tidak berharap dengan itu, saya cuma pengen menguji apakah saya
bisa menulis artikel untuk lomba seperti ini.
Beberapa
minggu sampai batas deadline telah tiba. Beberapa orang teman, saya ajak untuk
ikutan, siapa tau kepilih, tapi tak ada hasil. Sampai akhirnya di hari H,
ketika dosen baru aja keluar dari kelas saya, tepatnya jam 10 ( kalau gak salah
), Seorang laki-laki menelpon saya. Saya angkat, dan ternyata orang itu dari
perwakilan BKKBN Kalimantan Timur, dan memberitahukan saya untuk masuk seleksi
10 besar di kantor, saya di suruh untuk membuat power point, dan
mempresentasikan hasil tulisan saya.
“Waw”
dalam hati, saya hanya bisa berkata seperti itu. Allah SWT nunjukkin jalan yang
indah di mulai dari ini. Jujur mendengar itu, saya hanya bisa diam sejenak,
berkata dalam hati “Padahal cuma main-main doang, tapi ternyata kepilih”, ini
berarti waktunya saya untuk serius.
Malamnya
saya mulai mengkonsep power point untuk
presentasi. Yang saya konsep lebih
mantang dari hasil tulisan saya, bahkan lebih meleceng dari tulisan saya
sebelumnya, dan di hari kedua, jadilah sebuah power point sederhana. Sekarang
saya mulai berambisi untuk menang, power point ini hasil kembangan dari tulisan
saya, seharusnya sih gak boleh, tapi bodo amat lah, yang penting hasilnya
bagus, dan bisa di presentasikan dengan baik.
Terbiasa
saya latihan di depan kaca untuk penampilan Stand Up Comedy saya bersama dengan
StandUpSMD, sehingga presentasi dengan batas waktu 8 menit, saya rasa cukup
menatang bagi saya yang terbiasa dengan jokes standup. Memang, latihan
presentasi ‘mungkin’ lebih mudah bagi saya, karena presentasi tidak butuh lucu
seperti StandUp, tapi butuh keseriusan yang lebih untuk meyakinkan.
Beberapa
hari saya latihan, ketika jam 10 malam – 12 malam, ketika keluarga saya yang
lain udah terlelap, saya bolak balik menext – dan mepreview hasil power point
saya untuk saya latih presentasi. Sampai akhirnya saya hapal mati dengan hasil
presentasi saya tersebut. Saya siap untuk perang, saya bilang dalam hati.
Hari H
telah tiba, saya musti melewatkan dua mata kuliah saat itu, yakni Kemahiran
Bahasa Arab dan Sejarah Kesusatraan, sekali-sekali izin tak apalah, apalagi
untuk hal yang tidak mungkin semua orang bisa dapatkan seperti saat ini.
Jadilah saya berangkat.
Sampai
di kantor BKKBN Kalimantan Timur, saya memarkirkan motor, dan menuju ke pos
satpam buat nanya sama beliau lokasi tempat acara saya hari itu. Saya di suruh
masuk, dan menemui seseorang di dalamnya.
Saya di
suruh duduk di lobby dengan orang tersebut, laki-laki yang dari suaranya, sama
seperti yang menelpon saya saat itu.
Sayapun
kembali menuju lobby, menunggu dengan beberapa orang asing yang sepertinya juga
10 orang yang beruntung untuk presentasi hari ini. Tak lama sekitar 10 oirang
yang datang ( dari 20 peserta, karena 10 dewasa dan 10 remaja ), kami di suruh
untuk mengambil nomer urut tampil. Saya mendapatkan nomer cukup awal, 9 kalau
tidak salah ( karena ingatan saya cukup kacau ).
Pria itu
lalu memperkenalkan dirinya, beliaulah yang bertanggung jawab dengan lomba ini
ternyata, namanya Ronny, saya lalu memanggilnya dengan panggilan kak Ronny,
karena saat itu, dia hanya pakai celana Jeans, beserta baju yang tidak cukup
resmi untuk orang kantoran seperti yang lain, saya rasa beliau cukup pas untuk
saya panggil kakak ketimbang bapak apalagi ibu karena beliau adalah pria :D (
kaga usah serius gitu napa ) sante-sante, yuk lanjut.
Akhirnya
lomba di mulai, ruangan rapat kantor yang jadi venue lomba cukup sempit dengan
isi peserta yang cukup banyak pagi itu. Satu persatu peserta tampil, dan ada
beberapa yang mendapatkan pertanyaan cukup keren dari kedua juri pagi itu, yakni
ibu Avil, dan satu lagi saya lupa namanya, beliau adalah dosen bahasa, pemerhati
ejaan bahasa Indonesia, seperti itu kalau tidak salah. :D
Semua
juri cukup kompeten, dengan peserta yang tampil cukup bagus, juga bikin saya
geter sedikit.
Tadinya
saya ngerasa ini tidak cukup mengerikan dari Stand up comedy, karena disini
tugas kami hanya menyampaikan ide, tanpa berkewajiban membuat tawa, tapi
ternyata tidak semudah itu.
Dua
nomer urut sebelum saya, membuat saya makin gemeteran, ini pertama kalinya saya
lomba public speaking tanpa embel-embel stand up. Mungkin karena pertama kali
ini kali ya, makanya saya nerveous.
Akhirnya
saya maju ke depan, dan memulai presentasi. Latihan yang cukup banyak, tidak membuat
gemeteran tangan saya berenti. Bibir saya sih lancar, memulai presentasi dengan
cukup baik, tapi tangan saya, tangan kanan saya yang memegang mic gemetran
tidak karuan, sampai-sampai saya musti megang mic dengan dua tangan. Tapi
untungnya para audiens tidak tau itu, karena *dari pengakuan para audiens*
mengatakan bahwa saya menyampaikan presentasi dengan cukup baik dari yang
lainnya.
Dari 8
menit saya presentasi, saya menghitung jumlah tepuk tangan, ada 3 tepuk tangan,
dan ini membuat saya makin merasa di atas awan, itu artinya apa yang saya
sampaikan, juga mengena di hati para audiens, itu dulu yang jadi target saya,
masalah hasil akhir saya serahkan nanti.
Sang
juri merasa bagus dalam berpresentasi, namun kata beliau-beliau apa yang saya
presentasikan, beda dengan apa yang saya tulis. Yak, ini poin yang membuat saya
takut kalah. Tapi saya cuma bisa berdoa.
Akhirnya
waktu sholat dhuhur tiba, masih ada 5 peserta yang belum menampilkan presentasi
mereka. Ketika sholat saya coba untuk berdoa dengan Allah, agar bisa
menunjukkan yang terbaik untuk saya sendiri.
Sebelum lomba ini, saya udah
beberapa kali itu lomba Stand Up Comedy, sama – sama public speaking memang,
tapi setiap kali saya masuk lomba Stand up, paling-paling cuma bisa masuk 5
besar, tanpa bisa menyambet juara 3,2 apalagi 1.
Setelah
kembali mulai presentasi, dan berkahir, akhirnya juri keluar ruangan dan menilai
hasil yang presentasi tadi dan mengumumkannya.
Melalui
kak Ronny, hasil penilaian juripun di sampaikan. Saya cukup gugup, entah
kenapa, tadinya saya cuma main-main untuk ini, tidak lebih, tapi ternyata Allah
SWT nyuruh lain. Saya di suruh serius, dengan menghadiahkan juara 1 tingkat
provinsi di penulisan kreatif kependudukan tingkat remaja.
Ini
menjadi juara pertama untuk saya, saya gak pernah mengira kalo saya bisa megang
piala seperti ini, saya yang biasa jadi pencundang ternyata bisa juga. Saat itu
saya pengen nangis, tapi saya tahan, setelah di berikan piala dan saya foto
untuk saya beritahukan ke orang tua saya, piala itu di kembalikan lagi, hanya
untuk simbolis di malam penganugrahan nanti.
Tapi ini
ternyata belum berkakhir, ternyata dari info kak Ronny, saya berkesempatan
untuk memasukan naskah saya ini ke tingkat nasional. Saya tidak berpikir jauh
kesana, untuk tingkat provinsi saja, saya udah berasa cukup beruntung dari
hasil usaha ini, apalagi tingkat Nasional, saya merasa cukup tidak mungkin,
apalagi saya. Hanya seorang pria yang tidak pernah memegang piala sebelumnya,
tidak punya catatatan prestasi yang ciamik, saya merasa lemah. Tapi Kak Ronny
beda, dia melihat sesuatu dari saya, dia percaya dengan saya, dan dia
meyakinkan saya kalo presentasi yang saya lakukan tadi, itu sama seperti
mahasiswa-mahasiswa luar negeri biasa lakukan. Saya tidak cukup pede, tapi
mendengar seperti itu, saya merasa harus bangkit dan menerobos ketidak
mungkinan saya.
Sampai
akhirnya di malam penganugerahan, tepatnya di plaza mulia mall, saya bersama
ibu, dan kedua adek saya ( ini moment diman saya punya kesempatan untuk membuat
mereka bahagia, khususnya ibu, jadi apa salahnya saya mengajak mereka untuk
melihat moment ini ). Saya mendapatkan piala itu resmi. Dan ini lah saya
bersama piala itu.
Di akhir
acara, kami para pemenang, lomba pidato baik remaja dan dewasa, serta lomba
penulisan kreatif, baik remaja dan dewasa, di kumpulkan.
Kak
Ronny meminta kami, untuk semua mengumpulan hasil tulisannya, dan memperbaiki (
khususnya saya ) untuk di kirim ke tingkat pusat / Nsaional, dan di lombakan
dengan naskah – naskah dari provinsi – provinsi lain.
Ini
bikin saya makin tertantang, dua hari berselang saya langsung mengirim hasil
revisi naskah saya yang sekarang sudah mirip dengan apa yang saya
presentasikan, ke kak Ronny. Dan hasilnya masih cukup lama.
Tapi sebelum
menunggu hasil perjalanan saya di mulai.
- Bersambung ke post Ini Baru Awal ( Part 2 ) guys !!!! -
wah congratulations yaa!
ReplyDeleteTerima kasih.. :)
DeleteNext part 2...moga2 ada nama aku di dalamnya yaa bayuuu..hahahha
ReplyDeleteDi tunggu saja mas.. Hehe
DeleteDi tunggu saja mas.. Hehe
DeleteNext part 2...moga2 ada nama aku di dalamnya yaa bayuuu..hahahha
ReplyDelete