Pages

Labels

Sunday, 5 July 2015

Panda Bukan Hewan Tapi Semangat



            Pandu
            Orang tua saya ngasi nama itu bukan tanpa alasan, mereka menginginkan saya terlahir dan besar sebagai seorang pemandu kehidupan keluarga kelak, syukur-syukur saya bisa jadi presiden, entah apakah itu benar atau tidak, tapi menurut analisa saya sekarang sih seperti itu keinginan orang tua saya.
            Tapi kadang memiliki nama Pandu, apalagi ketika Sekolah Dasar yang masih minim kosakata -_-‘, nama Pandu selalu di plesetkan sekenaknya dengan kata Panda, okey I’m Fine gak masalah, bahkan saya masih ingat ketika seorang paklek mainan di depan sekolah saya dulu selalu memangil saya dengan nama Panduwinata, saat itu saya gak tau siapa dia, tapi belakangan ketika udah gede saya sadar, kalo panduwinata itu penyanyi wanita, dan saya baru sadar saat itu saya disama-samakan dengan wanita, kalo dulu saya senyum dan senang-senang aja, tapi sekarang untuk senyum dan senang saya berpikir dua kali, karena sebegitu wanitanya kah muka saya saat itu ? -_-
            Tapi apapun itu saya mah biasa aja, mau di plesetkan nama jadi apapun itu, yang penting tidak merubah esensi dan hanya bercanda belakang, saya menerima.

            Bertahun – tahun sejak lepas SD, SMP, masih banyak yang manggil nama saya jadi Panda, terkhusus yang baru kenal sama saya, tapi sekali lagi saya gak tanggapin serius, saya anggap itu hanya sebagian dari cara orang baru untuk mengenal saya lebih dekat, lebih intens, dan lebih romantis lagi, haha, kalo mah cewe gak kenapa, tapi kebanyakan yang bgini cowo-cowo, okey, saya bercanda saja, jangan di anggap serius. J I’m normal
            Tapi ketika kelas 3 SMK saya merasakan sebuah artian yang berbeda dari balik kata Panda.
            Saat itu adalah saat dimana otak seorang siswa SMK di peras, bukan karena harus menghadapi Ujian Nasional seperti anak SMA kebanyakan, kalo kami sebagai anak SMK, UN bukanlah hal yang paling menakutkan, tapi yang paling menakutkan adalah Ujian Keterampilan, alias ujian keahlian, karena kalo gagal, ya gagal sob, lulu sih, tapi gak dapat sertifikat, padahal masuk SMK hanyalah mencari sertifikat penting itu, “katanya” untuk mencari kerja, biar gampang di terima di tempat kerja. Apapun itu, tapi yang jelas, kelas 3 di SMK adalah waktu dimana otak anak SMK yang bukan untuk bekerja keras, malah harus di maksa mikir, sehingga bisa dibilang saat itulah saat –saat terpuruk anak SMK.
            Saat-saat dimana kedua tangan ingin mengaangkat keatas dan bibir ingin mengucap “Saya nyerah bu, boleh pulang aja ?”. Tapi mustahil kata itu keluar dari mulut, karena ini udah kelas 3, bukan kelas 1 atau 2, tapi 3. kalo mau nyerah disaat seperti ini, itu sama aja kaya kita lagi buang air besar, tapi ketika harus membersihkannya dengan air, kita gak mau, karena capek.
            Dengan terpaksa, bagaimanapun caranya, kita saat itu musti harus melewati dengan iklas dan terbuka serta lapang dada. Dengan cara apapun kami di paksa untuk mencari semangat yang bisa membuat bangkit dan berdiri, menyelesaikan petualangan kami di SMK.

            Saat itu adalah hari dimana pengumuman pendamping dalam ujian keterampilan, akhirnya muncullah sesosok nama wanita yang yang bernama Clara. Dia di panggil Caca, wanita yang akan menemani saya dalam ujian saat itu. Selayaknya seorang pendamping ujian, doi saya hubungi untuk menemani saya nanti, sekedar basa-basi, Karena biar gak dihubungi, kalo dia gak datang juga, tetep bakal di marahin sama guru saya :D, ini sekedar melakukan apa yang biasanya orang Indonesia lakukan, BASA-BASI.
            Dalam komunikasi pertama kami yang kami lakukan lewat SMS, sambutan wanita ini cukup baik, karena di setiap akhir sms, ia selalu menyelipkan emoticon senyum, bagi pria jomblo seperti saya, saya memahami sekali bahwa wanita yang menyisipkan senyum dalam SMS atau chattingnya, setidaknya ramah, meski mungkin ketika dia sms dia gak lagi senyum atau mungkin lagi merintih kesakitan karena sedang proses persalinan, tapi yang jelas itu adalah pembawaan yang terselip dalam sebuah gaya pengetikan.
            Dalam proses SMS yang beberapa kali kami lakukan itu, sebuah kata membuat saya terengah seketika mengingatkan saya dengan semua orang yang pernah melakukan hal yang sama dengan dia kali ini, tapi ini beda, saya berani jamin, kali ini beda. Dia panggil saya dengan “Panda”. Tadinya saya mencoba meluruskan dengan bilang kalo nama saya Pandu, tapi dia malah bilang “Panda lebih enak kak”, okey, pria jomblo ini lagi melayang ke angkasa bung, dipanggil oleh seorang wanita, lalu dengan panggilan yang menurut dia enak, dalam hati pria ini sekarang berkata, “ini panggilan sayang” okey, bisakah akhiri khayalan seorang jomblo ini sekarang juga, okey berkahir, berkahir, okey…. Tapi gak bisa. -_-‘

            Akhirnya hubungan kami terus terjalin, kebetulan space waktu ketika saya ngubungin dia lewat sms masih cukup panjang dengan waktu saya untuk ujian saat itu.
            Cukup baik, beberapa kali candaan saya mampu membuat kata-kata “hehehe” muncul dari sms dia, saya rasa itu cukup untuk membuat saya sebagai pria yang lama tak berpenghuni ini makin melayang ke angkasa mencoba meraih bintang yang mungkin ada tersisa buat saya. Saya pikir ini adalah semangat saat itu.
            Panggilan Panda juga istimewa bagi saya, sangat istimewa, sampai semua yang saya punya seperti Twitter, IG, Blacberry nick name, semua pake embel-embel Pandaa, itu hanyalah sebagian dari kata semangat untuk saya, karena saat itu saya gak tau kalo akhir kisahnya nanti akan sengenes ini. :D

            Ujian datang, saatnya saya bertemu dengan sosok Caca, Sebelum ini saya sudah sekali bertemu dengan dia, tapi cuman sekilas info doang, ngeliat muka dan batang hidungnya terus udah. Namanya cowok yang jarang deket sama cewe kaya saya ini, tiap kali deket cewe, rasanya pengen udahan aja cepet-cepet, entah gak kuat, atau lebih tepatnya gak tau mau ngomong apaan. :D. Jujur saya jago kalo ngomong lewat chatting atau SMS dengan seorang wanita, tapi kalo ngomong beneran depan dia, mungkin saya bakal ngeja satu persatu huruf yang bakal saya keluarkan dari mulut saya.
            Saat datang hari ujian itu, dia datang terlambat, ketika peserta ujian lain udah bareng pendampingnya masing-masing, saya masih sendiri, saya udah hampir binggung, bukan karena gak ada yang bantuin, tapi mikirin dia, kira-kira kenapa di jalan ampe datang telat kaya gini, saya takut dia kenapa-kenapa. Kalo masalah ujian, saya sendiripun sebenarnya bisa mengatasi, tapi sayangnya dia gak bisa saya awasi, kalo sampe ada apa-apa sama dia, masa ia baru sekali punya yang srek harus udahan dengan cara yang kaya bgitu, jangan-jangan, saya mencoba membersihkan pikiran negative saya .
            Tapi untunglah, ketika breafing dari sang penilai ujian di mulai, dia tiba-tiba datang dan berbaris di barisan pendamping, tepat di belakang barisan yang ujian, dia datang dengan senyum manis sambil berkata “Maaf kak, saya telat”, saya gak bisa jawab, kecuali kembali menimpalinya dengan senyum.

            Lalu ujian dimulai, saat itu, saatnya kita siap-siap, dia membantu saya menyiapkan meja ujian saya, FYI, saat itu saya ujian Service, atau pelayanan, lebih mudahnya, saya akan menjadi sosok pelayan sebuah restaurant berbintang, okey paham ? J
            Saat membantu menyiapkan meja, Caca berdiri di depan saya dengan sebuah suara rendah ia bertanya “ini yang saya bantu apa kak Panda ?” ujarnya sambil tersenyum. Sungguh, senyum itu menyihir saya, seketika itu saya terdiam menatap matanya, saya membeku kurang lebih 5 detik, sebelum saya kembali fokus, dan memberitahukannya untuk membantu saya membersihkan meja dan menyiapkan peralatan makan.
            Sungguh, saya berani jamin, senyum itu adalah senyum yang membekas dan sulit untuk di lupakan, entah mungkin sampai sekarang ketika saya menulis ini, senyum itu selalu muncul ketika saya memejamkan mata saya, Caca kali itu berhasil membekukan saya dalam sebuah kata yang disebut dengan nama Cinta.

            Beberapa kali dikala ujian terlaksana, canda coba saya lemparkan, itu saat dimana saya merasa dekat dengan dia, Tawa Caca makin mulai membangun memori dalam otak. Okay, saya merasakan sekarang , saya merasakan inilah cinta, okey.

            Selepas, ujian keterampilan, masih banyak yang musti saya hadapin, ada yang namanya ujian nasional, semua butuh semangat, sampai akhirnya saya punya satu kumpulan kata yang akan saya jadikan semangat saat itu, yakni #PandaMuLangit apa itu ? hanya sebuah kumpulan kata yang saya satukan demi menjaga semangat saat itu.
            Panda dalam kumpulan kalimat itu, tidak bisa dipungkiri memiliki pengaruh besar dari seorang Caca, ia yang membuat saya meyakini bahwa kata Panda yang merupakan plesetan dari nama Pandu memiliki makna besar.
            Akhirnya UN Selesai, Ujian Keterampilan selesai bahkan ujian service saya saat itu juga mendapatkan nilai terbaik di antara teman-teman yang lain, lalu banyak lagi yang akhirnya jadi target saya dengan semangat #PandaMuLangit. Mulai dari bercita-cita menjadi seorang Stand Up Comedian (Meski belum sukses-sukses :D ), penulis (yang inshAllah debut pertama saya di dunia penulisan akan keluar di tahun ini), sampai yang terbaru dari semangat #PandaMuLangit saya bisa mewakili Samarinda di ajang Nasional di penulisan kreatif yang di adain BKKBN dan nyatanya, Agustus nanti saya terpilih untuk mewakili KalTim dan bertarung dengan 10 kota terpilih lainnya. Jujur semua itu di mulai dari semangat #PandaMuLangit, hanya semangat, tak lebih, saya paham rejeki yang memberikan adalah Tuhan, sebuah keberhasilan memang yang memberikan Tuhan, tapi #PandaMuLangit mampu membuat saya berdiri dan berjuang.
            Meski sebuah kenyataan pahit sangat membuat saya tidak bisa berkata apa-apa, semangat yang hadir dari seorang Caca yang sudah saya dekati nyaris dalam waktu satu tahunan belakang, musti terima sesuatu yang pahit hari itu.
            Tapi sebelumnya kalian musti tau, saya sama Caca lumayan deket awalnya, BBMan cukup lancar, sampai belakangan ketika saya BBM hari Minggu, di balasnya hari minggu juga, tapi minggu depannya, sungguh miris, itupun sekali balas, udah gak di balas lagi. Saya mulai kendor, saya pikir saya gak mungkin bisa melanjutkan kisah sama dia kalo seperti ini terus. Ini juga mungkin salah saya, saya gak pernah ketemuan sama dia, selama setahun cuma sekali bertemu, bertegur sapa ketika dia sedang sibuk pula, itupun di sekolahnya, ketika saya lagi jalan-jalan santai ke SMK.
            Lalu beberapa bulan berlangsung, saya melihat sesuatu yang aduh sekali bagi perasaan dan semangat #PandaMuLangit. Di salah satu sosial media yang dia punya, dia memasang sebuah foto dirinya bersama seorang pria yang saya juga kenal dengan pria itu, pria yang juga satu kelas dengan Caca, namanya El. Lalu di BBM Caca juga sama, dia menulis nama lengkap El di status BBMnya.
            Caca sebenarnya tau perasaan saya, tapi dia mungkin merasa gak bisa, sampai akhirnya saya tanya meski udah tau jawabannya, saya cuma mau meyakinkan aja, apa dia udah jadian sama El ? dan ternyata jawaban yang saya dapat sesuai dengan perkiraan, emang udah jadian sob ! *Yang lain bersorak gembira* :D

            Saat itu saya coba bertanya, sebuah semangat yang selama ini saya miliki, terlahir dari seorang wanita yang sekarang telah menyakiti semangat yang dia buat dalam hati saya itu.
            Sebuah semangat yang terus berkobar untuk menggapai semua impian.
            Ingin membuang jauh-jauh kata Pandaa lalu melupakan #PandaMuLangit, tapi itu tak gampang, sebuah perjalanan yang panjang sungguh membuat saya sangat tidak bisa melepaskan semuanya.
            Kalo orang tanya saya, kenapa gak bisa lepas dari #PandaMuLangit, jawabanya cuma satu, kata itu udah bukan lagi semangat biasa, dia mungkin udah lepas dari Caca, tapi semangat itu tetap ada.
            Bukan saya berharap dengan seorang Caca yang saat ini saya harap bisa bersama dengan El dan berhasil mendapatkan hasil yang terbaik bagi mereka. Saya gak berharap lebih.
            #PandaMuLangit mungkin kehilangan pembentuknya, tapi semangat dia akan terus ada dalam hati rakyat yang meyakininnya. Sama seperti Indonesia yang mungkin telah kehilangan sesosok bung Karno sang proklamator, meski Bung Karno telah tiada, tapi semangatnya masih berkobar di sebagian masyarakat Indonesia.
            #PandaMuLangit bukan lagi Caca, begitu juga Caca, mungkin saat ini bukan lagi #PandaMuLangit, dia telah pergi dengan baik.
            Pandaa akan terus ada, karena itu adalah milik orang banyak, Bagi saya Panda bukan lagi binatang, tapi dia Semangat, semangat yang akan terus ada sampai saatnya nanti, dia hilang di telan waktu, atau mungkin malah membesar dengan sejalannya waktu.
            Pandaa akan terus menunggu seorang wanita yang mau memahami masa lalu Pandaa dan mau menerima, dan membesarkannya bersama. Sangat sulit utnuk yang seperti itu, tapi Semangat #PandaMuLangit percaya! itu pasti bisa !

#PandaMuLangit
Pandu Pandaa

4 comments:

  1. Halooo, Kak!

    Yuk, ikuti Lomba Blog "Terios 7 Wonders, Borneo Wild Adventure".
    Tiga blogger terbaik akan diajak menjelajah Kalimantan dan berkesempatan mendapatkan grand prize, MacBook Pro.

    Info selengkapnya: http://log.viva.co.id/terios7wonders2015

    Jangan sampai ketinggalan, ya!

    ReplyDelete
  2. Maju terus ya Pandu... kamu pasti bisa :)
    Salam kenal

    ReplyDelete