Pages

Labels

Sunday 18 October 2015

Lucunya Teman








Kita di dunia ini hidup ngak bakal pernah bisa sendirian, ke kanan ketemu orang, ke kiri ketemu orang, ke depan ketemu orang, ke belakang ketemu orang. Intinya kita saat ini ngak bakal pernah bisa hidup sendirian, gimanapun itu, ngak mungkin.

Kita di paksa untuk punya orang yang kita percaya, selain keluarga, ada orang yang bisa menjadi tempat kita menaruhkan kepercayaan, yakni teman. Hanya dua, keluarga, dan teman, hanya itu, TITIK.

Keluarga sudah tidak bisa di ganggu gugat, betapa hebatnya mereka menerima kita apa adanya, kadang ada orang yang sungguh sangat memalukan bagi keluarganya, tapi tetap bisa hidup dengan nyaman di keluarga. Teruma ibu, se jahat-jahatnya hidup seseorang, ketika dia hadir di pelukan ibu, ibu tetap akan menerima sehina apapun orangnya.

Tapi yang kedua ini, adalah orang yang kita percayai, padahal ngak punya hubungan darah, ngak punya sangkut paut keluarga, tapi entah kenapa serasa hidup tanpa sosok kedua ini, hidup seakan ngak ada maknanya.

Teman.

Apapun sebutannya, saya pribadi ngak peduli apapun sebutan bagi teman. Mau di panggil teman, sahabat, friend, sohib, atau apapun itu, intinya teman ya teman. Kalau banyak yang memberikan kelas pertemanan, saya ngak peduli itu.

Ada yang membedakan makna teman dan makna sahabat, katanya teman itu sekedar teman, kalau sahabat itu, teman yang benar-benar menjaga perasaan temannya. Ahhhh, inilah lucunya teman.

Teman itu awal semua yang kita alami di dunia, kita bisa sukses loh, karena teman.

Kita bisa gagal loh, karena teman.

Kita bisa senang loh, karena teman.

Kita bisa marah loh, karena teman.

Kadang, kita bisa jatuh hati loh, sama teman.

Kadang, kita bisa patah hati loh, sama teman.

Tak jarang, kita bisa tidak pernah kenal lagi loh, dengan teman.

Intinya teman begitu misterius, mereka hadir sebagai bumbu-bumbu kehidupan, dia kadang bisa menjelma menjadi sahabat, atau teman, atau apapun itu. Tapi kadang mereka bisa menjelma sebagai peraup apapun yang kita punya. Kadang mereka menjelma menjadi penyemangat, kadang juga teman menjerumuskan.

Kadang teman bisa jadi cinta. Saya percaya, teman adalah awal kehidupan keluarga. Jawab pertanyaan saya, siapa yang mengawali hubungan, tanpa pertemanan ?

Saya rasa tidak ada, misalnya, orang pacaran, setidaknya mereka kenal dulu toh, lalu temanan yang dalam kamus percintaan karya siapa itu entah siapa, bagian ini dianggap sebagai PDKT. Saya ngak bilang PDKT, bagi saya itu adalah proses berteman. Karena teman, cinta itu bisa tumbuh. Cuma mungkin beda kadarnya kali ya ? Entahlah.

Mungkin tujuan temanan itu yang bisa kita teliti, kalau tulus temanan, ya mungkin nanti akan jadi teman. Tapi kalau temanan, dengan tujuan mau jadi pacar, mungkin cara bertemannya yang beda. Tapi kadang keduanya bisa tertukar loh, dan ini yang biasa disebut sebagai Friend Zone. Siapa yang lagi Friend Zone ? kasian banget hidup LOOEEEE, HAHAHAHA ( Kembali ke tulisan )

Ya, pertemanan memang selucu itu.

Tapi saya pengen ngomongin soal teman yang baik itu seperti apa.

Beberapa waktu belakangan, banyak sekali kejadian tentang pertemanan yang saya alami.
Ada teman yang tadinya temanan baik dengan teman satunya, lalu lama-kelamaan akhirnya mereka menjauh, karena salah satu pihak mendapatkan teman baru yang lebih jago di suatu bidang. Yang kaya gini, BANYAK.

Ada juga teman yang tadinya temanan, tapi karena salah satu pihak tukang ceritain masalah teman sendiri ke teman lainnya, akhirnya musuhan, BANYAK.

Ada juga teman yang merasa tersaingi, sehingga dengan pelan-pelan dan sangat tersembunyi, teman itu memfitnah teman baiknya sendiri. Yang kaya gini, BANYAK.

Ada juga teman yang merasa gebetan/pacarnya di rebut sama teman sendiri, akhirnya merasa tidak terima, dan nyebar-nyebar hal-hal yang ngak enak di sosial media, BANYAK.

Tapi kadang ada juga loh yang sebaliknya.

Ada teman yang rela dipukuli warga, karena hanya mau melindungi teman, ketika temannya di kejar warga karena mencuri, ADA.

Ada teman juga yang rela membantu, meski ketika saat membantu, sebenernya kedua pihak memang sedang tidak bisa, ADA.

Ada teman yang rela makan satu piring dengan temannya, karena temannya tidak punya uang, ADA.

Bahkan ada teman yang rela di ambil gebetannya, karena merasa lebih mementingkan teman ketimbang perasaan cinta, ADA.

Intinya, semua problema tentang teman yang baik itu selalu kita alami, gimanapun bentuknya, coba nostalgiakan di dalam pikiran kalian.

Tapi kalau ngomongin soal teman yang baik, saya punya ukurannya sendiri. Saya merasa sampai detik ini, semua teman saya baik, tidak ada yang lebih, tidak ada yang kurang. Semua teman, kalau sudah kenal saya, dia kenal saya juga, ya udah, kita temanan. Kalau ukuran baik atau tidaknya, ngak bisa di ukur sekarang.

Yang bisa tahu teman itu baik, hanya orang itu sendiri, tidak ada yang bisa menghakimi mereka dengan kata mereka baik atau jahat.

Bagi saya, teman yang baik itu adalah teman yang akan meneteskan air mata ketika mendengarkan kabar bahwa temannya telah tiada.

Teman yang baik, adalah teman yang ketika kalian sudah meninggal, dia akan datang ke rumah kalian, lalu mensholatkan (Bagi yang Islam) kalian, dan dalam hati dia berdoa untuk keselamatan kalian.

Teman yang baik, adalah teman yang mengantarkan kalian ke kuburan, melihat seluruh prosesnya, sesekali menetesakan air mata, dan saat itu ia mengenang semua yang pernah kalian lalui bersama.

Teman yang baik, adalah teman yang ketika tanah telah memenuhi liang lahat kalian, dia datang, lalu mengusap-usap kayu/batu nisan kalian, dan saat itu dia mengenang semua yang pernah kalian lalui. Makan bersama, minum bersama, tertawa bersama, lalu susah bersama, dan ketika jatuh, dia juga ikut jatuh untuk mencoba selalu sama. Semua tentang kenangan kebersamaan.

Ia akan duduk termenung, lalu berdoa, setelah itu menegakkan kepalanya, menatap nisan mu, dan dia tersenyum sembari berkata “TERIMA KASIH TEMAN, TANPAMU, AKU TAK MUNGKIN PUNYA KISAH HIDUP YANG SELUCU DAN SEINDAH INI”

Jaga teman kalian guys, siapapun mereka, mereka adalah bagian dari hidup kalian. Terus mencoba memaafkan, terus mencoba saling berlapang dada, karena saat itu, kalian bisa dengan sepenuh jiwa menerima kekurangan dari teman kalian.

Saya Pandu Pratama Putra

Terima kasih

9 comments:

  1. Huaaaaa... teman, terimakasih.... tanpamu aku tak mungkin punya kisah hidup selucu ini :')
    (Sambil ngeliat batu nisan Pandu)
    Wahahahahaha *kabur

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kamu kan teman ku Va, nanti begitu ya. :D

      Delete
    2. Hmm... asalkn pas kmu mninggal bilang2 dlu ndu... :D

      Delete
    3. Lah, bisa gitu, meninggal bilang- bilang dulu.. :D

      Delete
    4. This comment has been removed by the author.

      Delete
    5. hahhaha... nanti klo bukan kamu yang ngasi tau, aku tau dari mana dongs?
      *ssst... here is not social media haha*

      Delete
    6. Padahal yo ada tempat chat lain, ngechatnya di blog, tapi gpp. Tambah-tambah trafic va. HAHAHA

      Delete
  2. bener tuh suram banget hidup kalau gak ada teman

    ReplyDelete