Pernah ngak sih kita
mikirin tentang diri kita di masa depan ?
Pernah ngak sih kita
mikirin kita bakal jadi apa nantinya ?
Pernah ngak sih kita
mikirin apakah kita akan sukses atau ngak ?
Pernah ngak sih kita
mikir apakah nanti, kita tidak lebih berhasil dari orang tua kita ?
Pernah ngak sih kita
mikirin semua itu ?
Jujur, saya sendiri kadang
takut memikirkan semua itu, kadang saya ngak berani menyentuh semua itu,
sehingga bisa dikatakan saya sendiri malas berususan dengan itu karena saya
takut.
Sama halnya ketika saya
berpikir cukup dalam tentang hari akhir atau kiamat, betapa rusuhnya dunia
kelak ketika hancur menjadi debu. Saya berpikir, saya harus lari kemana ?
karena dimanapun saya berada, saya pasti akan mati. Lalu di dihidupkan kembali,
dan di kumpulkan di padang masyar untuk ditimbang amal ibadah saya. Saya takut
kalau harus bertemu Allah SWT dan saya masih belum memiliki banyak amal untuk
semua itu. Saya takut, dan sampai akhirnya saya putuskan untuk tidak memikirkan
itu lagi, karena kalau saya mikirkan tentang itu terus, bisa jadi saya akan
gila.
Nah, itu juga yang saya
takuti ketika saya harus memikirkan kehidupan saya kelak, saya takut saya akan
menjadi gagal, dan saya takut akan segala sesuatu yang saya hadapi.
Tapi, ada salah satu
orang yang tiba – tiba membuat saya sejenak berhenti dan mulai memikirkan, dan
membuka pikiran saya kalau kehidupan kelak itu memang wajib dan harus di
pikirkan, dan tentunya tidak akan membuat kalian gila.
Beliau adalah kak
Qintari, kawan yang saya temui ketika sama – sama di satukan dalam satu
panggung seminar saat itu. Dia sempat BBM dan menanyakan beberapa hal ke saya
tentang kehidupan dewasa saya kelak.
Kebetulan, saya seneng nulis,
saya pengen jawab pertanyaan – pertanyaan beliau lewat tulisan ini, siapa tau
juga, dari tulisan ini bisa bikin banyak temen- temen yang mau setidaknya
berhenti sejenak, ngecek jalan selama ini, dan mencoba menata agar bisa menjadi
lebih baik kelak dimasa depan.
Inti pertanyaan beliau
ada tiga, dan ketiga – tiganya adalah sesuatu yang jujur sangat sulit untuk
dijawab jika kita benar – benar ingin jujur menjawabnya, bahkan saking
sulitnya, saya sempet minta bantuan call friend, tapi ngak di kasi, :’( hehehe.
#OkeyLanjut
Yang pertama beliau
sempat tanya begini : “Apa ketakutan atau kekhawatiran kamu dalam menuju
kedewasaan ?”
Tapi sebelum saya
menjawab, mungkin saya akan bilang seperti ini dulu, masa dewasa dan masa
remaja memang sesuatu yang berbeda, jauh berbeda.
Pertama ada perbedaan
kewajiban antara remaja yang masih sangat wajib untuk sekolah, dan dewasa yang
kewajibannya adalah membuat dirinya bisa bertahan hidup dengan skill yang dia
punya.
Kalau remaja mungkin
hanya berkewajiban untuk cerdas, tapi kalau dewasa kewajibannya adalah untuk
sukses. Sederhananya begini deh.
Kalau remaja mungkin
kewajibannya hanya untuk pinter, bikin orang tua seneng, dan ngak nyia – nyiain
apa yang orang tua kasi. Tapi kalau Dewasa kewajibannya lebih kompleks, yakni
harus bisa jadi orang kaya, harus mampu membuat orang tua seneng dengan
keberhasilan di dunia luar, dan harus bisa membangun keluarga yang baik.
Intinya Remaja dan Dewasa sesuatu yang berbeda.
Tapi meski berbeda,
kalau menurut saya, remaja dan dewasa adalah sesuatu yang harus berjalan
beriringan, karena kedua – duanya adalah sesuatu yang bersifat saling sambung.
Ngak mungkin ada orang yang langsung dewasa tanpa menjalankan masa remaja mereka.
Dan ini masalahnya !
Sudah banyak orang lupa
akan masa dewasa mereka, dan saya mungkin bisa katakan, sudah banyak yang tidak
memikirkan kalau mereka kelak akan dewasa.
Meski tidak secara
seutuhnya di lupain sih, karena saya percaya, kalau setiap remaja di tanya
“kalau besar pengen jadi apa ?”, pasti masih banyak yang akan menjawab “Jadi
dokter”, “Jadi tentara”, “jadi artis”, atau sebagainya. Setiap remaja masih
punya cita – cita didalam diri, tapi untuk merealisasikannya, ini yang kayanya
ngak ada.
Kembali ke pertanyaan
tadi, apa yang saya takutin dalam diri saya untuk masa dewasa nanti. Oke,
biarkan saya menceritakan kehidupan saya, so.... bacanya sampai habis ya guys,
kalau sampai habis nanti saya kasih kecup kasih sayang. :D hahaha.
Satu – satunya yang
saya khawatirkan dari hidup saya di masa depan hanya satu, saya ngak mampu
melebihi apa yang orang tua saya capai.
Hidup saya ngak susah –
susah banget, tapi keluarga saya juga ngak berhasil – berhasil banget, bisa di
bilang di antaranya. Tapi yang jelas, begitu banyak kegagalan selama ini, dan
saya takut itu kembali terjadi ke diri saya nanti.
Saya takut, saya masih
akan menemui kegagalan seperti yang kami alami selama ini, saya ngak mau itu
terulang kediri saya. Seperti keluarga kami yang selalu gagal ketika punya usaha.
Mungkin saya tidak bisa
mengatakan kalau orang tua saya ngak punya skill jualan, bisa jadi kegagalan
mereka karena masalah waktu saja, atau memang buka rejeki. Tapi sebagai salah
satu bagian dari keluarga saya, saya pengen keluar dari itu.
Saya pengen jadi salah
satu yang membuat keluarga saya di kenal sebagai keluarga pengusaha, saya
pengen punya usaha, meski kecil tapi tetap bisa berjalan dan tidak gagal, hanya
itu, tapi jujur memang saya selalu di bayang – bayangi betapa banyakannya
kegagalan keluarga saya selama ini.
Dan ini juga sebenarnya
keuntungan buat saya, saya sudah banyak belajar dari keluarga saya. Bisa jadi
kegagalan keluarga saya saat ini, adalah pelajaran bagi kesuksesan anak –
anaknya kelak, bisa jadi.
Tapi memang, jujur saya
takut dewasa, dan takut gagal. Karena selama ini saya menemui banyak kegagalan
dalam hidup saya, mulai dari cita- cita yang tidak pernah terwujud, sampai
harus selalu berpindah bidang ilmu karena tak cukup dana untuk melanjutkan
sekolah sesuai jurusan.
Saya takut, karena saya
yang dulu basicnya tata boga, sekarang harus menjalani hidup sebagai seorang
mahasiswa jurusan Satsra. Yang kalau di pikir – pikir, makanan dan sastra
adalah sesuatu hal yang jauh berbeda.
Tapi dengan apa yang
saya dapatkan saat ini, saya mulai berpikir kalau mungkin ini adalah sebuah
skenario Yang Maha Kuasa, agar saya kelak dapat membagikan kisah saya ini untuk
orang banyak. Semoga. :-)
Pertanyaan kedua : “Apa
sih kesulitan dalam proses menuju dewasa ?”
Bagi saya, satu –
satunya yang paling sulit dalam proses menuju dewasa adalah menerima diri kita kalau
kita telah dewasa.
Karena banyak banget
orang yang lupa akan dirinya telah beranjak dewasa. Apalagi dengan pergaulan
jaman sekarang yang sudah melupakan arti bekerja sesungguhnya. Kadang saya
miris, ketika melihat ada beberapa orang yang benar - benar menghabiskan masa
transisi mereka dengan hura – hura, bahkan sampai mereka dewasa, tetap seperti
itu.
Mungkin wajar, ketika
semua orang ingin merasakan nikmatnya dunia, tapi kalau sampai kita terlalu
terbuai hingga lupa masa dewasa, dan bahkan masa setelah kita meningggal kelak,
bisa jadi kita akan menjadi manusia yang paling merugi.
Selama ini saya bertemu
dengan berbagai macam orang, mulai dari yang sukses, sampai yang tidak, dari
yang seorang entertaint, sampai yang pengusaha kecil tapi kelas berat, saya
berteman dengan semua. Dan ketika mereka saya tanya, mereka sangat memikirkan
masa dewasa mereka. Bahkan salah satu pengusaha yang saya temui pernah bilang
begini “mungkin bagi kalian ( maksudnya saya sebagai anak muda ) usaha itu
hanyalah sampingan, tapi bagi kami ini, usaha itu adalah pokok kehidupan kami
di masa dewasa”. Dari itu saya sadar, kalau saya sekarang bukan lagi untuk main
– main, tapi harus mulai membangun kehidupan dewasa saya kelak.
Dan semoga saya masih
bisa bertahan dengan ideologi ini. Karena saya tau, begitu banyak kalangan
seusia saya, bukan ber-arus seperti saya. Saya sudah siap dayung besar, setidaknya
saya pengen melawan arus. Karena di ujung tepi sungai itu, ada keberhasilan
bersinar terang, berdampingan dengan senyum manis keluarga saya.
Terus lanjut ke
pertanyaan ketiga, pertanyaan yang bikin saya rada binggung jawabnya : “Bisa
ngak saya membayangkan beberapa tahun dari sekarang udah bisa jadi apa kelak ?”
Jujur saya ngak tau,
saya sudah lelah bercita – cita, tapi ketika bercita – cita ternyata di beri
jalan yang berbeda. Dulu saya sempet pengen jadi chef terkenal, bisa masak
untuk Presiden RI, atau bahkan bisa masak untuk kepala – kepala negara, tapi
cita- cita itu mungkin kini hanya sebuah memori. Karena saya sekarang malah
berkutat di dunia sastra. Nulis, public speaking, stand up comedy, dan macam –
macam di luar boga.
Tapi ya bukan berarti
saya tidak mau bercita – cita, karena cita – cita penting untuk stimulan buat
diri sendiri. Tapi sekarang saya hanya ingin menjalankan apa yang saya miliki.
Kebetulan saya di berikan jalan seperti ini oleh Yang Maha Kuasa. Saya berharap,
saya kelak bisa jadi seorang penulis sukses, dan bisa keliling Indonesia untuk
ngomongin karya saya tersebut kepada orang banyak.
Apakah saya bisa
melihat kesuksesan itu sekarang ? saya tidak tahu, tapi saya akan berjuang,
karena itulah takdir keluarga saya, kami di takdirkan untuk berjuang, begitu
pula saya.
Intinya, saya pengen
mengingatkan ini ke diri saya sendiri dan ke banyak orang.
Kalau kita mau sejenak
berhenti, dan membuka album foto jaman dulu, lalu melihat salah satu senyum
manis ibu dan bapak kita yang sedang memegang kita waktu masih bayi, mungkin di
sana banyak sekali hal yang di harapkan mereka untuk kita kelak ketika dewasa.
Tapi apakah kita mau
merusak apa yang diharapkan mereka di masa remaja ?
Saya rasa, remaja
adalah moment yang tepat untuk mengingat semua itu, sebelum terlambat.
Yang mereka harapkan cuma
sedikit, yakni melihat anaknya tidak merasakan apa yang dia rasakan, apalagi
merasakan kesusahan.
Mereka cuma mau anak –
anaknya sukses, cuma itu.
Masih banyak waktu
untuk merubah jalan kita, apabila salah.
Begitupun untuk yang
mungkin punya semangat sangat kuat untuk sukses, tapi masih aja diem di tempat,
mencari – cari jalan bagaimana caranya sukses.
KALAU MAU SUKSES !
GERAK MAJU !
BUKAN MALAH DIAM NYARI
CARA GIMANA BISA SUKSES !
DIAM DI TEMPAT TIDAK
AKAN MEMBUAT KALIAN BERHASIL !
Ini yang saya sering
liat dari teman – teman saya, semoga dari tulisan ini mereka baca, dan
setidaknya merubah pola pikir mereka.
Buat kalian yang baca,
teman atau siapa pun itu. Gerak guys !
Gak ada cara lain untuk
berhasil, selain act !
Jangan sampai kita
terjajah lagi, karena sebentar lagi akan banyak saingan kita datang ke negeri
ini, siapkan diri kalian !
Ingat, saya menulis
ini, untuk mengingatkan diri saya pribadi, dan kita semua, bukan berarti saya
mengatakan kalau saya udah sukses, saya aja masih takut, tapi mari kita jalan
sama – sama, karena percayalah bahwa selalu ada cara kalau kita mau, dan usaha.
;-)
Salam Dunia Kelambu
You. Are. Awesome
ReplyDeleteNuff said.
I got a strong feeling that you'll contribute so much in the society.
Your writing is powerful. Keep going!
Amiiinnn kak Qin, aminnnnn.. :-)
Delete