Pages

Labels

Friday 28 August 2015

Ini Baru Awal ( Part 2 )

Yuhuuuu... Saya pengen melanjutkan Post sebelumnya, bagi yang belum membaca Part 1 langsung di baca ya, tinggal klik yang di bawah ini. :)

Ini Baru Awal ( Part 1 )

Kalau kalian udah baca yang Part 1, langsung di lanjut yak ... Selamat Membaca. :)



Berselang beberapa Minggu, kak Ronny kembali menelpon nomer HP saya, saya pikir mau mengumumkan hasil, tapi ternyata tidak. Beliau memberikan tantangan yang belum pernah saya lakukan, ia meminta saya untuk menjadi moderator untuk acara seminar kependudukan 2015 di Kalimantan Timur. Pertamanya saya merasa ini adalah sebuah kesempatan emas dan jarang bisa di dapatkan semua orang, tapi di lain sisi, saya merasa minder, area public speaking saya tidak sampai kesana, saya baru juga belajar Stand Up, sukses juga belum. Tapi saya mencoba jujur dengan kak Ronny lewat email, sembari memberikan foto diri dan CV yang dia minta.

Dalam email itu saya mengatakan sejujurnya, kalo saya belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Saya mengatakan kalau saya di beri kesempatan, saya akan memberikan yang terbaik, tapi saya baru belajar, sehingga keputusan akhir saya serahkan ke beliau. Begitu saya kirim email, ternyata kak Ronny mengkonfirmasi balik. Kalau saya tetap jadi moderator.

Waw.... Sungguh pengalaman yang akan selalu membekas nantinya.

Saya sangat awam menjadi moderator seperti ini, apalagi di forum pendidikan. Tapi saya mencoba belajar, saya pikir, kalau saya tidak mencoba kapan saya bisa memulai.

Keesokan setelah di konfirmasi, saya langsung tancap gas belajar tentang apa yang akan di bahas, saya liat – liat moderator berbicara di youtube, melempar pertanyaan, lalu mencoba mencari informasi tentang narasumber yang datang, mempelajari tema yang akan di bahas. Lalu menyiapkan sederet pertanyaan, seperti host – host di TV, melatihnya tiap kali orang di rumah sudah pada tidur, dan sampailah pada hari H.

Saya sedikit gugup, bukan sedikit, mungkin banyak, entahlah saya juga lupa. J Hahaha

Saya merasa beruntung, dan entah kenapa, dari info yang saya dapat, seminar hari itu nembus angka 300 peserta lebih, kalau gak salah seperti itu,kalaupun salah ya sudahlah ya, hanya Tuhan lah yang tau segala yang benar di bumi ini #Apasih. Oke lanjut !!

Semua bangku yang ada di dalam tempat acara itu penuh sesak, dengan mereka yang mungkin punya andil dengan isu yang hari ini akan kami bahas.

Jadwal agak ngaret, semua karena salah satu orang yang “katanya” orang “penting” datang terlambat. Ini mengakibatkan yang tadinya durasi seminar 3 jam lebih, mesti di potong banyak. Sampai akhirnya acara seminar di mulai.

Sang MC memanggil saya, saya di belakang, tepat di depan pintu masuk menarik nafas panjang, ini pengalaman pertama yang musti saya lewati, setelah nama saya di panggil, saya berlari kecil menuju panggung, saya melewati jalanan di antara dudukan para penonton sisi kanan dan kiri, beberapa orang melihat saya berjalan, tapi saya tidak menatap mereka, ini salah satu dari ritual yang saya lakukan untuk tidak gugup. Berjalan cukup pede ke atas panggung, dan memulainya dengan salam, lalu menyapa dan sedikit basa basi menerangkan acara siang itu.

Sebelum saya memanggil para narasumber, saya mencoba melempar joke stand up saya, berharap itu lucu dan setidaknya bisa menjadi ice breaking yang cukup baik, untuk menaikan antusias karena sebelumnya habis mendengar sambutan garing nan membosankan dari para orang – orang “penting”.

Untunglah, satu joke stand up saya itu, mampu membuat tawa kecil yang cukup baik sebelum saya memanggil para narasumber untuk naik ke atas panggung.

Yap, semua berjalan sesuai rencana. Tidak 100% sempurna sih, karena yang sempurna hanyalah milik Allah SWT dan lagunya andra and the babon. Terlebih banyaknya pertanyaan yang saya buat ternyata sia- sia, karena itu tidak di gunakan sama sekali. Para peserta seminar benar- benar antusias dan memberikan banyak pertanyaan ke narasumber.

Saya yang di kiri guys, lagi nunduk kaya abis di marahin sama mamak


Di satu sisi, pertanyaan saya tidak terpakai, tapi di sisi lain saya merasa bahagia, karena pekerjaan saya untuk mengalirkan acara tidak begitu susah. :D

Dua jam berlalu dan akhirnya seminar di tutup dengan kata – kata kesimpulan dari pada narasumber, dan terakhir saya menyampaikan sedikit puisi politik pembakar semangat ( menurut saya ) yang tulisannya seperti ini.

Indonesia bukan negara yang terbelah
Satu dengan satunya mungkin berjauhan, tapi itu bukan tantangan untuk saling berpengang tangan
MDGs dan MEA, Bonus demografi, narkolema itu mungkin cuma isu belaka
Yang kalau kita acuh akan itu, kelak bisa jadi kita akan hancur
Stop untuk saling materialistis, dan cobalah untuk iklas
Karena negara ini tak akan tumbuh bila berpangku pada satu orang
Kita rakyat yang bersama, seharusnya memopang bersama – sama
Kaum tua kaum muda saling berpegang tangan atas nama Indonesia

Syukurlah, saya menutup dengan apik, tepuk tangan membuat saya dengan lancar mengatakan sekian dan permohonan maaf sebelum undur diri, dan siang itu awal dari kisah telah saya lalui, sekarang saatnya mencari kesempatan – kesempatan lain lagi. Intinya saya sudah bergerak.

Di sela kebahagiaan saya atas berhasilnya acara siang itu, ada kebahagiaan kecil lainnya juga loh. Saya ketemu sama orang yang selama ini ingin sekali saya kenal dan temui. :D

Akhirnya siang itu kesampaian dan kenalan dengan dia. Asieekk... Tetep selalu ada rasa cinta di setiap kisah sehebat apapun. :D #EPV Eaaaaaa Hahaha

Oke jangan ngomongin itu aahh... dari pada keburu tulisan kali ini berganti tema menjadi romance, lebih baik saya sisakan kisah hebat ini untuk post - post berikutnya saja. :D

Berselang sehari setelah acara seminar tersebut, keakraban saya dengan Kak Ronny makin baik, wal hasil, saya di ajak beliau untuk jalan – jalan ke Tenggarong buat nemenin salah satu narasumber di seminar kemarin untuk city tour dan liat – liat wisata disana.

Saya pikir teman itu bisa siapa saja, kalo itu baik untuk anda, ambil dan cobalah belajar dari teman-teman itu, apalagi mereka hebat. Saya lalu mengiyakan dan saya, kak Ronny, Qintari (narasumber hebat, seorang anak muda yang inspiratif, dan memiliki pengalaman untuk delegasi Indonesia di G20) serta Fitri (temennya kak ronny, anak silat dan ‘rada’ ricuh sedikit :D )

Kita berempat plus sopir mobil keliling Tenggarong, mulai dari Museum Mulawarman yang tidak di buka seutuhnya, lalu museum kayu liatin buaya yang besar dan katanya jadi-jadian, dan terakhir datang ke acara Lanjong Art Festival 2015.

Seru dan asik bareng mereka, bukan jalan - jalannya, tapi tentang bagaimana merasa punya teman - teman hebat. Saya pribadi jujur pernah punya teman yang rusak ( dalam artian keras ), lalu punya teman yang broken home, punya teman pinter, punya teman sok pinter, punya teman kaya, punya teman miskin, punya teman tapi kaya gak punya teman, semua udah pernah saya rasain. Tapi punya teman sukses dan konsen dengan Indonesia mungkin, baru ini. Sehingga saya banyak belajar dari mereka.

 Dari kiri guys, Kak Ronny, Saya, Fitri, Qintari

Sepulang dari hari itu, saya kembali kekehidupan saya, tapi di tambah dengan satu yang saya tunggu – tunggu, yakni pengumuman tingkat Nasional. Masih cukup lama, karena ini belum puasa, lalu pengumumannya pertengahan puasa.

Jadi masih ada waktu nyaris sebulan lebih untuk menanti hasilnya.

Saya nikmati itu.

Malam Ramadhan tiba, saatnya para kaum muslim menjalankan ibadah puasa. Tak jarang kadang sebuah kebahagiaan datang di bulan yang suci ini, dan saya berharap juga ada kebahagiaan kecil yang Allah titipin di bulan Ramadhan ini untuk saya.

Awal bulan puasa tidak saya sambut dengan badan yang fit, al-hasil nyaris 5 hari saya terbaring di rumah. Beberapa kali kak Ronny ngajak ketemu, tapi saya ngak bisa, karena untuk berdiri saja, saya gak sanggup sama sekali.

Lalu setelah lumayan sehat, saya LINE beliau, mencoba menuntaskan janji saya untuk bertemu, dan pertemuan pertama saat itu tidak ada apa – apa, kata beliau pengumuman Nasional masih akhir-akhir bulan puasa. Saat itu dia hanya ingin menitipkan rezeki ke saya, lumayan buat buka puasa. :D

Saya tidak menunggu hasil nasional, saya hanya terus berdoa tiap kali saya selesai sholat, berharap Tuhan memberikan saya hasil yang terbaik untuk saya. Jadi kalaupun saya tidak keterima, saya paham mungkin itu bukan yang terbaik untuk saya.

Saat pertengahan puasa, saya lagi asik ngomongin soal Stand Up Comedy sama Syahrul ( teman saya yang mukanya mirip banget kaya komeng, kadang kaya Ariel.......Tatum, kadang berubah kaya serigala, harimau, siluman kerbau, ah sudahlah, dia tetaplah Syahrul, lagian ngapain bahas dia -_- hahaha)  di Islamic Center, terus tiba-tiba ada telpon dari kak Ronny, saya mengangkat dan beliau meminta saya untuk mendatangi beliau di kantornya besok jam 9, katanya beliau mau ngomongin sesuatu tentang youth camp di daerah Samarinda. Karena tujuannya jelas, saya langsung mengiyakan, tanpa berpikir yang lain-lain.

Besoknya setelah bertemu dengan beliau di kantor, beliau tidak langsung ngomongin yang pengen di omongi, tapi kita musti nungguin Windi, pemenang penulisan kreatif juara 1 tingkat dewasa seperti saya.

Lumayan lama sih nunggu si Windi, padahal rumahnya deket kantor, dan dia bilang udah OTW, tapi udah setengah jam lebih belum juga datang, okey.. Ini Indonesia jadi saya maklumin. :D

Setelah Windi datang, kak Ronny langsung berubah berkata dari youth camp menjadi “kalian mau di kasi peringatan sama pak ketua”. Petama terdengar aneh, kedua terdengar rada ngerik.

Aneh, karena kami ini bukan bawahan pak ketua BKKBN Kal-Tim. Kedua, ngerik juga, kalo kita aja bukan bawahan ampe bisa di kasi peringatan, gimana bawahan aslinya. Seketika itu juga saya
langsung berpikir untuk cepet-cepet pulang ke rumah sebelum nyawa dan hidup saya habis di tempat ini. :D

Tapi setelah sedikit berbasa basi, kak Ronny langsung ngasi kami berdua sebuah surat, yang ‘katanya’ itu surat peringatan dari pak ketua.

Saya masih berusaha buka surat, eh si Windi udah senyum – senyum sambil bilang “Alhamdulillah”, saya jadi makin merasa penasaran. Pas buka surat itu, saya langsung ngerasa dunia ngasi saya jalan lain untuk bisa berhasil.

Saya keterima buat lomba tingkat Nasional

Ini maksud dari peringatan pak ketua yang di maksud kak Ronny.

Waw..... saya sungguh gak kepikiran bisa sejauh ini, tadinya saya hanya berusaha bermain-main, dengan nuangin ide seiklasnya, tapi sekarang, ide iklas itu keterima dan menjadi 10 besar tingkat Nasional dan akan kembali di lombakan ke Jakarta pada tanggal 16 Agustus mendatang. Sungguh ini di luar dari apa yang saya harapkan. Allah ngasi saya kesempatan itu, saya gak mau nyia- nyiain.

“Selamat”, kata kak Ronny, dan kami di suruh menyiapkan diri.

Saya langsung pulang dengan bahagia, memberikan kabar ini kepada keluarga saya di rumah. Tapi gak langsung saya beri tahu, karena kebetulan hari itu, hari Jumat, saya pengen ngasi tau ini setelah sholat, dan berusaha mengumpulkan mereka berdua di ruang tamu.

Sehabis sholat, saya berikan surat itu dan meminta mereka membacanya. Sungguh, wajah mereka berdua membuat saya paham, betapa orang tua sangat bahagia ketika melihat anaknya berhasil mencapai cita-cita, saya pengen netesin air mata, tapi saya tahan, gak tau apa alasannya. :~)


Sekarang saya pengen kebangaan ini tidak berakhir disini saja, saya pengen menunjukkan sama orang tua saya kalau saya bisa mengalahkan kota-kota lain yang mungkin lebih berkesempatan dari saya yang hanya lahir di kota Samarinda - Kalimantan Timur.

Hari demi hari saya lewati, saya terus berdoa semoga saya diberikan kelancaran dalam lomba nanti.

Lalu lebaran, sebagian keluarga saya tau tentang keberangkatan Nasional ini, dan mereka semua turut mendoakan, semoga doa mereka mempermudah saya. J

Seminggu sebelum tanggal 15 saya berangkat, saya mulai berkemas dan terus latihan tiap kali malam datang, dan semua orang di rumah sudah tertidur. Saya lebih gugup dari biasanya, ini bukan tentang nama saya sendiri, tapi ini tentang nama provinsi saya, saya kesana untuk nama Kalimantan Timur. Kalimantan Timur menyerahkan namanya dengan orang seperti saya, orang yang dari dulu berharap bisa berprestasi, tapi gak pernah bisa- bisa. Sekarang saya mampu mencapai apa yang dari SMP saya harap-harap, bisa lomba dan musuhnya dari provinsi – provinsi lain. Tapi saya berangkat dengan optimis, setidaknya di pikiran saya cuma SATU, yakni berangkat ke Jakarta dan liat Jakarta secara GRATIS !!!!! haha, tetep... Pandu yang suka gratisan tetep ada disini saudara. :D

Tanggal 15 Agustus tiba, sebelum berangkat saya memohon izin dan memohon doa sama kedua orang tua saya. Semoga doa mereka bisa mempermudah saya nanti, saya BERANGKAT !!!!!

- - Bersambung ke Ini Baru Awal ( Part 3 ) yah.... Final part nih ! - -

0 comments:

Post a Comment