Yuhuuuu... Saya pengen melanjutkan Post sebelumnya, bagi yang belum membaca Part 1 langsung di baca ya, tinggal klik yang di bawah ini. :)
Ini Baru Awal ( Part 1 )
Kalau kalian udah baca yang Part 1, langsung di lanjut yak ... Selamat Membaca. :)
Ini Baru Awal ( Part 1 )
Kalau kalian udah baca yang Part 1, langsung di lanjut yak ... Selamat Membaca. :)
Berselang
beberapa Minggu, kak Ronny kembali menelpon nomer HP saya, saya pikir mau
mengumumkan hasil, tapi ternyata tidak. Beliau memberikan tantangan yang belum
pernah saya lakukan, ia meminta saya untuk menjadi moderator untuk acara
seminar kependudukan 2015 di Kalimantan Timur. Pertamanya saya merasa ini
adalah sebuah kesempatan emas dan jarang bisa di dapatkan semua orang, tapi di
lain sisi, saya merasa minder, area public speaking saya tidak sampai kesana,
saya baru juga belajar Stand Up, sukses juga belum. Tapi saya mencoba jujur
dengan kak Ronny lewat email, sembari memberikan foto diri dan CV yang dia minta.
Dalam
email itu saya mengatakan sejujurnya, kalo saya belum pernah melakukan hal ini
sebelumnya. Saya mengatakan kalau saya di beri kesempatan, saya akan memberikan
yang terbaik, tapi saya baru belajar, sehingga keputusan akhir saya serahkan ke
beliau. Begitu saya kirim email, ternyata kak Ronny mengkonfirmasi balik. Kalau
saya tetap jadi moderator.
Waw....
Sungguh pengalaman yang akan selalu membekas nantinya.
Saya sangat
awam menjadi moderator seperti ini, apalagi di forum pendidikan. Tapi saya
mencoba belajar, saya pikir, kalau saya tidak mencoba kapan saya bisa memulai.
Keesokan
setelah di konfirmasi, saya langsung tancap gas belajar tentang apa yang akan
di bahas, saya liat – liat moderator berbicara di youtube, melempar pertanyaan,
lalu mencoba mencari informasi tentang narasumber yang datang, mempelajari tema
yang akan di bahas. Lalu menyiapkan sederet pertanyaan, seperti host – host di
TV, melatihnya tiap kali orang di rumah sudah pada tidur, dan sampailah pada
hari H.
Saya
sedikit gugup, bukan sedikit, mungkin banyak, entahlah saya juga lupa. J Hahaha
Saya
merasa beruntung, dan entah kenapa, dari info yang saya dapat, seminar hari itu
nembus angka 300 peserta lebih, kalau gak salah seperti itu,kalaupun salah ya
sudahlah ya, hanya Tuhan lah yang tau segala yang benar di bumi ini #Apasih.
Oke lanjut !!
Semua
bangku yang ada di dalam tempat acara itu penuh sesak, dengan mereka yang
mungkin punya andil dengan isu yang hari ini akan kami bahas.
Jadwal
agak ngaret, semua karena salah satu orang yang “katanya” orang “penting”
datang terlambat. Ini mengakibatkan yang tadinya durasi seminar 3 jam lebih,
mesti di potong banyak. Sampai akhirnya acara seminar di mulai.
Sang MC
memanggil saya, saya di belakang, tepat di depan pintu masuk menarik nafas
panjang, ini pengalaman pertama yang musti saya lewati, setelah nama saya di
panggil, saya berlari kecil menuju panggung, saya melewati jalanan di antara
dudukan para penonton sisi kanan dan kiri, beberapa orang melihat saya
berjalan, tapi saya tidak menatap mereka, ini salah satu dari ritual yang saya
lakukan untuk tidak gugup. Berjalan cukup pede ke atas panggung, dan memulainya
dengan salam, lalu menyapa dan sedikit basa basi menerangkan acara siang itu.
Sebelum
saya memanggil para narasumber, saya mencoba melempar joke stand up saya,
berharap itu lucu dan setidaknya bisa menjadi ice breaking yang cukup baik,
untuk menaikan antusias karena sebelumnya habis mendengar sambutan garing nan
membosankan dari para orang – orang “penting”.
Untunglah,
satu joke stand up saya itu, mampu membuat tawa kecil yang cukup baik sebelum
saya memanggil para narasumber untuk naik ke atas panggung.
Yap,
semua berjalan sesuai rencana. Tidak 100% sempurna sih, karena yang sempurna
hanyalah milik Allah SWT dan lagunya andra and the babon. Terlebih banyaknya
pertanyaan yang saya buat ternyata sia- sia, karena itu tidak di gunakan sama
sekali. Para peserta seminar benar- benar antusias dan memberikan banyak
pertanyaan ke narasumber.
Saya yang di kiri guys, lagi nunduk kaya abis di marahin sama mamak
Di satu sisi,
pertanyaan saya tidak terpakai, tapi di sisi lain saya merasa bahagia, karena
pekerjaan saya untuk mengalirkan acara tidak begitu susah. :D
Dua jam
berlalu dan akhirnya seminar di tutup dengan kata – kata kesimpulan dari pada
narasumber, dan terakhir saya menyampaikan sedikit puisi politik pembakar
semangat ( menurut saya ) yang tulisannya seperti ini.
Indonesia
bukan negara yang terbelah
Satu
dengan satunya mungkin berjauhan, tapi itu bukan tantangan untuk saling
berpengang tangan
MDGs
dan MEA, Bonus demografi, narkolema itu mungkin cuma isu belaka
Yang
kalau kita acuh akan itu, kelak bisa jadi kita akan hancur
Stop
untuk saling materialistis, dan cobalah untuk iklas
Karena
negara ini tak akan tumbuh bila berpangku pada satu orang
Kita
rakyat yang bersama, seharusnya memopang bersama – sama
Kaum
tua kaum muda saling berpegang tangan atas nama Indonesia
Syukurlah,
saya menutup dengan apik, tepuk tangan membuat saya dengan lancar mengatakan
sekian dan permohonan maaf sebelum undur diri, dan siang itu awal dari kisah
telah saya lalui, sekarang saatnya mencari kesempatan – kesempatan lain lagi.
Intinya saya sudah bergerak.
Di sela
kebahagiaan saya atas berhasilnya acara siang itu, ada kebahagiaan kecil
lainnya juga loh. Saya ketemu sama orang yang selama ini ingin sekali saya kenal dan temui.
:D
Akhirnya
siang itu kesampaian dan kenalan dengan dia. Asieekk... Tetep selalu ada rasa
cinta di setiap kisah sehebat apapun. :D #EPV Eaaaaaa Hahaha
Oke
jangan ngomongin itu aahh... dari pada keburu tulisan kali ini berganti tema
menjadi romance, lebih baik saya sisakan kisah hebat ini untuk post - post berikutnya saja. :D
Berselang
sehari setelah acara seminar tersebut, keakraban saya dengan Kak Ronny makin
baik, wal hasil, saya di ajak beliau untuk jalan – jalan ke Tenggarong buat
nemenin salah satu narasumber di seminar kemarin untuk city tour dan liat –
liat wisata disana.
Saya
pikir teman itu bisa siapa saja, kalo itu baik untuk anda, ambil dan cobalah
belajar dari teman-teman itu, apalagi mereka hebat. Saya lalu mengiyakan dan
saya, kak Ronny, Qintari (narasumber hebat, seorang anak muda yang inspiratif,
dan memiliki pengalaman untuk delegasi Indonesia di G20) serta Fitri (temennya
kak ronny, anak silat dan ‘rada’ ricuh sedikit :D )
Kita
berempat plus sopir mobil keliling Tenggarong, mulai dari Museum Mulawarman
yang tidak di buka seutuhnya, lalu museum kayu liatin buaya yang besar dan
katanya jadi-jadian, dan terakhir datang ke acara Lanjong Art Festival 2015.
Seru dan
asik bareng mereka, bukan jalan - jalannya, tapi tentang bagaimana merasa punya
teman - teman hebat. Saya pribadi jujur pernah punya teman yang rusak ( dalam
artian keras ), lalu punya teman yang broken home, punya teman pinter, punya
teman sok pinter, punya teman kaya, punya teman miskin, punya teman tapi kaya
gak punya teman, semua udah pernah saya rasain. Tapi punya teman sukses dan
konsen dengan Indonesia mungkin, baru ini. Sehingga saya banyak belajar dari
mereka.
Dari kiri guys, Kak Ronny, Saya, Fitri, Qintari
Sepulang
dari hari itu, saya kembali kekehidupan saya, tapi di tambah dengan satu yang
saya tunggu – tunggu, yakni pengumuman tingkat Nasional. Masih cukup lama,
karena ini belum puasa, lalu pengumumannya pertengahan puasa.
Jadi
masih ada waktu nyaris sebulan lebih untuk menanti hasilnya.
Saya
nikmati itu.
Malam
Ramadhan tiba, saatnya para kaum muslim menjalankan ibadah puasa. Tak jarang
kadang sebuah kebahagiaan datang di bulan yang suci ini, dan saya berharap juga
ada kebahagiaan kecil yang Allah titipin di bulan Ramadhan ini untuk saya.
Awal
bulan puasa tidak saya sambut dengan badan yang fit, al-hasil nyaris 5 hari
saya terbaring di rumah. Beberapa kali kak Ronny ngajak ketemu, tapi saya ngak
bisa, karena untuk berdiri saja, saya gak sanggup sama sekali.
Lalu
setelah lumayan sehat, saya LINE
beliau, mencoba menuntaskan janji saya untuk bertemu, dan pertemuan pertama
saat itu tidak ada apa – apa, kata beliau pengumuman Nasional masih akhir-akhir
bulan puasa. Saat itu dia hanya ingin menitipkan rezeki ke saya, lumayan buat
buka puasa. :D
Saya
tidak menunggu hasil nasional, saya hanya terus berdoa tiap kali saya selesai
sholat, berharap Tuhan memberikan saya hasil yang terbaik untuk saya. Jadi
kalaupun saya tidak keterima, saya paham mungkin itu bukan yang terbaik untuk
saya.
Saat
pertengahan puasa, saya lagi asik ngomongin soal Stand Up Comedy sama Syahrul (
teman saya yang mukanya mirip banget kaya komeng, kadang kaya Ariel.......Tatum,
kadang berubah kaya serigala, harimau, siluman kerbau, ah sudahlah, dia
tetaplah Syahrul, lagian ngapain bahas dia -_- hahaha) di Islamic Center, terus tiba-tiba ada telpon
dari kak Ronny, saya mengangkat dan beliau meminta saya untuk mendatangi beliau
di kantornya besok jam 9, katanya beliau mau ngomongin sesuatu tentang youth
camp di daerah Samarinda. Karena tujuannya jelas, saya langsung mengiyakan,
tanpa berpikir yang lain-lain.
Besoknya
setelah bertemu dengan beliau di kantor, beliau tidak langsung ngomongin yang
pengen di omongi, tapi kita musti nungguin Windi, pemenang penulisan kreatif juara
1 tingkat dewasa seperti saya.
Lumayan
lama sih nunggu si Windi, padahal rumahnya deket kantor, dan dia bilang udah
OTW, tapi udah setengah jam lebih belum juga datang, okey.. Ini Indonesia jadi
saya maklumin. :D
Setelah Windi
datang, kak Ronny langsung berubah berkata dari youth camp menjadi “kalian mau
di kasi peringatan sama pak ketua”. Petama terdengar aneh, kedua terdengar rada
ngerik.
Aneh,
karena kami ini bukan bawahan pak ketua BKKBN Kal-Tim. Kedua, ngerik juga, kalo
kita aja bukan bawahan ampe bisa di kasi peringatan, gimana bawahan aslinya.
Seketika itu juga saya
langsung
berpikir untuk cepet-cepet pulang ke rumah sebelum nyawa dan hidup saya habis
di tempat ini. :D
Tapi
setelah sedikit berbasa basi, kak Ronny langsung ngasi kami berdua sebuah
surat, yang ‘katanya’ itu surat peringatan dari pak ketua.
Saya
masih berusaha buka surat, eh si Windi udah senyum – senyum sambil bilang
“Alhamdulillah”, saya jadi makin merasa penasaran. Pas buka surat itu, saya
langsung ngerasa dunia ngasi saya jalan lain untuk bisa berhasil.
Saya
keterima buat lomba tingkat Nasional
Ini
maksud dari peringatan pak ketua yang di maksud kak Ronny.
Waw.....
saya sungguh gak kepikiran bisa sejauh ini, tadinya saya hanya berusaha
bermain-main, dengan nuangin ide seiklasnya, tapi sekarang, ide iklas itu
keterima dan menjadi 10 besar tingkat Nasional dan akan kembali di lombakan ke
Jakarta pada tanggal 16 Agustus mendatang. Sungguh ini di luar dari apa yang
saya harapkan. Allah ngasi saya kesempatan itu, saya gak mau nyia- nyiain.
“Selamat”,
kata kak Ronny, dan kami di suruh menyiapkan diri.
Saya
langsung pulang dengan bahagia, memberikan kabar ini kepada keluarga saya di
rumah. Tapi gak langsung saya beri tahu, karena kebetulan hari itu, hari Jumat,
saya pengen ngasi tau ini setelah sholat, dan berusaha mengumpulkan mereka
berdua di ruang tamu.
Sehabis
sholat, saya berikan surat itu dan meminta mereka membacanya. Sungguh, wajah
mereka berdua membuat saya paham, betapa orang tua sangat bahagia ketika
melihat anaknya berhasil mencapai cita-cita, saya pengen netesin air mata, tapi
saya tahan, gak tau apa alasannya. :~)
Sekarang
saya pengen kebangaan ini tidak berakhir disini saja, saya pengen menunjukkan
sama orang tua saya kalau saya bisa mengalahkan kota-kota lain yang mungkin
lebih berkesempatan dari saya yang hanya lahir di kota Samarinda - Kalimantan
Timur.
Hari
demi hari saya lewati, saya terus berdoa semoga saya diberikan kelancaran dalam
lomba nanti.
Lalu
lebaran, sebagian keluarga saya tau tentang keberangkatan Nasional ini, dan
mereka semua turut mendoakan, semoga doa mereka mempermudah saya. J
Seminggu
sebelum tanggal 15 saya berangkat, saya mulai berkemas dan terus latihan tiap
kali malam datang, dan semua orang di rumah sudah tertidur. Saya lebih gugup
dari biasanya, ini bukan tentang nama saya sendiri, tapi ini tentang nama
provinsi saya, saya kesana untuk nama Kalimantan Timur. Kalimantan Timur
menyerahkan namanya dengan orang seperti saya, orang yang dari dulu berharap
bisa berprestasi, tapi gak pernah bisa- bisa. Sekarang saya mampu mencapai apa
yang dari SMP saya harap-harap, bisa lomba dan musuhnya dari provinsi –
provinsi lain. Tapi saya berangkat dengan optimis, setidaknya di pikiran saya
cuma SATU, yakni berangkat ke Jakarta dan liat Jakarta secara GRATIS !!!!!
haha, tetep... Pandu yang suka gratisan tetep ada disini saudara. :D
Tanggal
15 Agustus tiba, sebelum berangkat saya memohon izin dan memohon doa sama kedua
orang tua saya. Semoga doa mereka bisa mempermudah saya nanti, saya BERANGKAT !!!!!
- - Bersambung ke Ini Baru Awal ( Part 3 ) yah.... Final part nih ! - -
0 comments:
Post a Comment