Pages

Labels

Sunday, 30 January 2022

Toleransi Menyambut IKN

Toleransi masih menjadi topik yang selalu hangat di masyarakat Indonesia. Hal itu terjadi karena negara kita ini adalah negara yang serba multi. Tapi, dari banyaknya topik toleransi, toleransi beragama menjadi yang paling polemik hingga saat ini. Konflik bahkan terjadi antar-umat beragama atau bahkan antar-agama itu sendiri.

Untunglah, Kalimantan Timur memiliki posisi toleransi yang cukup baik melalui beberapa survei yang pernah dilakukan oleh beberapa pihak. Kedudukan toleransi dan hidup damai di Kalimantan Timur berada tidak jauh di bawah Kalimantan Utara sebagai saudara kita yang memuncaki posisi provinsi paling toleransi dan damai. Posisi Kalimantan Timur ini juga dapat kita amin-kan melalui sedikitnya konflik beragama yang terjadi di sekitar kita. Aksi terorisme berlandaskan agama juga minim terjadi. Meski ada dan tidak mungkin dilupakan namun secara hitung-hitungan jumlahnya tidak sebesar provinsi di luar pulau Kalimantan.

Masyarakat Kalimantan Timur secara umum telah terbiasa hidup bersama. Kita masyarakat majemuk terbiasa saling berbagi dan menghormati antar-umat beragama. Hal tersebut dapat kita lihat di semua kabupaten/kota. Tanpa harus menyebut nama kota/kabupaten, kita tahu bahwa ada satu agama yang dominan di satu tempat dan minoritas di tempat lainnya. Tapi, antara yang dominan dan minoritas tetap dapat hidup bersama dan damai di kota/kabupaten tersebut.

Setiap perayaan hari besar satu agama di Kalimantan Timur, dapat dinikmati oleh pemeluk agama tersebut tanpa harus bersikut-sikutan dengan agama lainnya. Saling menghargai dan mendukung ibadah masing-masing dapat kita rasakan hingga di elemen masyarakat terkecil di Kalimantan Timur.


Tanpa berusaha berlebihan, masyarakat Kalimantan Timur sebenarnya adalah gambaran arti Indonesia sesungguhnya. Arti sebuah negara yang hidup saling berdampingan dan rukun meski berbeda-beda. Kita masyarakat Kalimantan Timur punya hal itu sejak lama. Mungkin ini  juga yang menjadi alasan alamiah, kenapa provinsi ini menjadi tujuan ibukota baru Indonesia.

Terlepas dari banyak pihak yang setuju atau tidak Kalimantan Timur menjadi ibu kota negara baru, kita telah sepakat bahwa provinsi ini dapat menjadi percontohan hidup damai masyarakat Indonesia. Semangat hidup rukun bersama itu harus dapat tetap kita jaga secara bersama-sama. Ketika perpindahan IKN benar-benar terjadi di masa depan, kita harus mampu merawat semangat kerukunan ini untuk menyambut orang-orang baru yang turut berpindah dari ibu kota yang lama.

Orang-orang baru, tentu akan menimbulkan dinamika-dinamika baru. Tapi, jumlah orangnya tentu tidak akan pernah mengalahkan jumlah penduduk asli Kalimantan Timur selama ini. Kita sebagai penduduk aslinya yang harus menunjukkan kepada orang-orang yang datang untuk dapat hidup bersama dalam keberagaman. Kita harus menularkan semangat hidup rukun bersama kepada mereka semua. Tentu, dengan kerendahan hati dan sikap hormat tanpa menggurui.

Konflik mungkin saja terjadi atau bahkan pasti terjadi. Tapi kita masyarakat Kalimantan Timur harus berusaha bendung semua itu dan tunjukkan bahwa kita masyarakat yang selama ini dapat hidup bersama meski background budaya, agama, pendidikan, dan lain-lainnya berbeda. Berat itu pasti, penerimaan mungkin saja tidak langsung terjadi. Dinding antara si penduduk baru dan si penduduk lama tentu akan tercipta, tapi perlahan perlu kita kikis dalam kesadaran bahwa kita sama-sama Indonesia. Pelan-pelan ego harus diturunkan dan kita kembali bergandengan tangan untuk menunjukkan kita sama-sama menjaga kebersamaan.

Tapi, sementara ini bergandengan tangannya lewat semangat dulu saja ya… karena masih Covid-19. Hehehe.

Tuesday, 18 December 2018

TITIPAN CINTA DALAM SEBUAH MAP



Aku beruntung untuk bisa punya kesempatan mendapatkan kerja yang paling diidam-idamkan banyak orang. Bahkan jika melihat aku baru saja lulus kuliah beberapa bulan yang lalu.

Proses pelamaran kerjaku sudah masuk tahap akhir, ketika diawal kemarin cukup berduel dengan banyak orang untuk merebutkan satu kursi. Agak melelahkan tapi hasilnya lumayan baik.

Proses pelamaran kerjaku pada tahap akhir, memintaku untuk membawa segala macam sertifikat, ijazah serta berbagai dokumen yang dibutuhkan dan akan ditunjukkan pada pihak yang akan menseleksi berkasku.

Namun, tahap ini membuatku tersentak dan tersenyum manis. Ceritanya cukup unik dan bila kuingat-ingat, sungguh pertanda manis.

Aku menyiapkan berkas yang akan kubawa, sekitar beberapa hari sebelum hari H pelaksanaan yang mengharuskanku membawa seluruh berkas. Sehingga, pada hari itu, aku mengumpulkan segala macam berkas itu dan kutumpuk menjadi satu.

Selepas menumpukkan menjadi satu, aku kebingunggan untuk menaruhnya dalam sebuah map. Biasanya, aku menyimpan banyak map bekas yang kuyakinin akan digunakan kelak. Namun, tidak ada map lain selain map warna kuning yang terlihat agak lusuh. Aku mencoba mencari map lainnya yang lebih baik, namun tidak kutemukan. Jadi, terpaksa aku memakai map kuning tersebut.

Terburu-buru, kumasukan segala berkas yang sudah kutumpuk jadi satu tadi, ke dalam map tersebut. Lantas menutupnya dan langsung menyimpan map beserta berkasnya di salah satu sudut ruang di kamarku.




Menjelang sehari sebelum hari H. Aku kembali membuka map tersebut dan  mengecek isinya. Memastikan kelengkapan adalah hal wajib, terlebih ini soal melamar pekerjaan. Sebagai calon pekerja, janga sampai menampilkan kesan bahwa aku adalah orang yang tidak siap dalam bekerja.

Aku pun kembali melihat dan mensortirnya satu persatu. Kutarik berkas itu secara cepat dan kuangkat sembari memangku dan mengecek kembali.

Saat kurasa sudah cukup dan semua telah rapi, aku kembali memasukan berkas itu ke tiga sela pada map kuning yang lusuh itu. Tidak ada yang kusadari sesuatu yang aneh pada map ini, kecuali di bagian atasnya ada tertulis “KRS TERAKHIR” yang membuatku sadar kalau ini adalah map yang kupakai untuk mengurus KRS di akhir semester pada perkuliahanku.



Namun, tetiba aku sadar sesuatu saat nyaris menutup map kuning ini. Kulihat ada tulisan yang mengintip dari balik sela di lipatan kanan. Sebuah tulisan nama yang tidak kuasing. Sebuah nama yang ketika kubaca, aku mengeluarkan senyum manis dan bahagia. Begini lah tulisan namanya di bagian kanan tersebut.




Nama kekasihku, tertulis manis di sana. Aku lantas langsung ingat, bahwa ini adalah map yang kubawa saat mengurus KRS terakhir dan saat itu, aku ditemani oleh kekasihku. Mengurus berkas dan dengan yakin mengatakan padanya bahwa, “Ini adalah KRS terakhir. Aku janji, semester ini pasti lulus.” Aku pun membuktikan perkataan itu.

Lantas aku penasaran sebab saat itu, seingatku dia tidak hanya menulis namanya saja, tapi ada lagi di selipan atas dan bawah map. Aku pun membuka selipan bawah dan kutemukan lagi tulisan namaku yang ditulisnya saat itu pakai pulpen miliknya dan dengan tangannya sendiri.



Ditulisnya tulisan ini di map kuning, tepat di depan kantor tempat aku dan dia mengurus KRS perkuliahan kami. Namaku yang ditulisnya dengan tangannya sendiri ini, tetiba mengingatkanku pada saat ia menuliskannya. Menutupinnya dariku untuk tidak dilihat, setelah selesai baru ia menunjukkannya. Aku ingat masih ada tulisan lain di selipan atas. Maka kubuka bagian teratas dan kutemukan.




Aku terasa lega saat membaca tulisan ini. Membuatku sadar betapa kami sudah sejauh ini memperjuangkan apa yang kami yakini berdua. Kami memutuskan melangkah bersama, kami memutuskan memadu senyum dan sedih bersama-sama.

Aku lantas menutup dokumen itu lagi dan tersenyum dengan bahagia. Siap untuk melanjutkan proses berikutnya dari lamaran kerjaku yang sudah nyaris berhasil ini. Tapi, ternyata kejutan belum berakhir.

Kupikirm aku sudah membuka semua selipan di map kuningku. Ternyata tidak. Ketika pagi hari, di mana jadwal tesku dilakukan siang hari, kembali aku mengecek berkas untuk terakhir kalinya. Aku orang yang cukup takut bila sampai ada yang terlewat. Padahal semalam sudah kuyakinin telah kubawa seluruhnya. Tapi terpaksa kembali ku tarik kumpulan berkasku dan memangkunya di pagi hari untuk kembali dicek ulang.

Sebelum kukembalikan berkas, aku yang sudah tahu bahwa map kuning itu penuh dengan tulisan dari kekasihku, maka kubuka selipan-selipannya kembali.

Aku baru sadar sesuatu. Ternyata, ada di bagian selipan atas dari map ku yang belum ku baca. Bahkan selipan itu yang ditulis dengan pesan penuh kasih dari kekasihku. Pesan yang sontak membuatku terharu dan membuatku terbakar semangatnya untuk menyelesaikan seleksi penerimaan kerjaanku untuk bisa diterima. Beginilah tulisan di selipan atas dari kekasihku.



“To the man who teaches me the word ‘love’...”

Tulisan ini benar-benar membuatku terharu, benar-benar membuatku merasa bahwa kami sudah melwati banyak hal. Tulisan ini ditulis sekitar 7-10 bulan yang lalu. Sedangkan, bila diingat-ingat. Waktu yang panjang itu, telah banyak hal yang kita lewati. Banyak hal yang membuat kami tegap berdiri, suka bersama, duka bersama dan banyak lagi.

Bila berbicara satu tahun belakangan ini, semua seperti keajaiban datang pada kami. Atas niat baik kami berdua, Tuhan berikan jalan yang mulus (apa saja itu, ada waktunya kelak aku menceritakan pada kalian) untuk semua itu. Segala harapan juga cita-cita bersama seperti dibentangkan luas di depan mata kami. Namun tidak dengan mudah juga kami melewatinya.

Terjatuh berkali-kali, berulang-ulang kami bangkit untuk berdiri pada harapan bersama yang kami pijakkan pada kata yang kekasihku sebut dengan ‘love’. Kami bersama melangkah dan menuju tujuan yang mungkin tidak semua pasangan di bumi ini miliki dengan cepat.


Aku bahagia sekali membaca tulisan di map kuning ini. Membuatku rindu banyak hal, membuatku bersyukur atas banyak hal juga. Mungkin kekasihku bilang kala aku adalah yang mengajarkannya tentang kata cinta. Tapi, tanpa kekasihku sadar, aku pun belajar hal itu banyak darinya.

Aku tumbuh menua dalam pikiran, menjadi lebih banyak mengerti tentang diri sendiri, sampai berdamai pada pikiran-pikiran lamaku soal sesuatu yang kusebut kebahagiaan. Aku belajar banyak darinya.

Kalau dia kuajari tentang cinta, maka aku belajar darinya tentang banyak hal, termasuk kehidupan.

Kasih, kita masih punya banyak pekerjaan rumah. Banyak hal yang masih terus dipelajari. Terlebih aku. Masih banyak hal yang kurang dari hidupku, termasuk bagaimana aku bisa membuatmu  tersenyum. Aku masih sering gagal.

Kasih, teruslah belajar bersama soal semua ini. Soal dunia ini, soal hidup ini. Aku tidak tahu apakah aku bisa jadi yang terbaik, tapi aku berharap bisa selalu ada untukmu. Kekuranganku adalah tugasku untuk memperbaiki, temani semua proses itu. Begitu juga denganmu. Aku merindukanmu kekasih, merindukan banyak hal. Merindukan sesuatu yang sulit untuk diungkapkan soal kerinduanku.

Kasih, aku hanya berharap tahun ini lekas tuntas. Aku ingin menata ulang, memperbaiki yang salah, menumbuhkan lagi soal apa yang pernah kita sepakati bersama, yaitu soal kepahitan dan bersama-sama.


Niwa.

Im Yours.