Toleransi masih menjadi topik yang selalu hangat di masyarakat Indonesia. Hal itu terjadi karena negara kita ini adalah negara yang serba multi. Tapi, dari banyaknya topik toleransi, toleransi beragama menjadi yang paling polemik hingga saat ini. Konflik bahkan terjadi antar-umat beragama atau bahkan antar-agama itu sendiri.
Untunglah, Kalimantan Timur memiliki
posisi toleransi yang cukup baik melalui beberapa survei yang pernah dilakukan
oleh beberapa pihak. Kedudukan toleransi dan hidup damai di Kalimantan Timur
berada tidak jauh di bawah Kalimantan Utara sebagai saudara kita yang memuncaki
posisi provinsi paling toleransi dan damai. Posisi Kalimantan Timur ini juga dapat
kita amin-kan melalui sedikitnya konflik beragama yang terjadi di
sekitar kita. Aksi terorisme berlandaskan agama juga minim terjadi. Meski ada
dan tidak mungkin dilupakan namun secara hitung-hitungan jumlahnya tidak
sebesar provinsi di luar pulau Kalimantan.
Masyarakat Kalimantan Timur secara
umum telah terbiasa hidup bersama. Kita masyarakat majemuk terbiasa saling
berbagi dan menghormati antar-umat beragama. Hal tersebut dapat kita lihat di semua
kabupaten/kota. Tanpa harus menyebut nama kota/kabupaten, kita tahu bahwa ada
satu agama yang dominan di satu tempat dan minoritas di tempat lainnya. Tapi,
antara yang dominan dan minoritas tetap dapat hidup bersama dan damai di
kota/kabupaten tersebut.
Setiap perayaan hari besar satu agama di Kalimantan Timur, dapat dinikmati oleh pemeluk agama tersebut tanpa harus bersikut-sikutan dengan agama lainnya. Saling menghargai dan mendukung ibadah masing-masing dapat kita rasakan hingga di elemen masyarakat terkecil di Kalimantan Timur.
Tanpa berusaha berlebihan, masyarakat
Kalimantan Timur sebenarnya adalah gambaran arti Indonesia sesungguhnya. Arti
sebuah negara yang hidup saling berdampingan dan rukun meski berbeda-beda. Kita
masyarakat Kalimantan Timur punya hal itu sejak lama. Mungkin ini juga yang menjadi alasan alamiah, kenapa
provinsi ini menjadi tujuan ibukota baru Indonesia.
Terlepas dari banyak pihak yang
setuju atau tidak Kalimantan Timur menjadi ibu kota negara baru, kita telah sepakat
bahwa provinsi ini dapat menjadi percontohan hidup damai masyarakat Indonesia.
Semangat hidup rukun bersama itu harus dapat tetap kita jaga secara
bersama-sama. Ketika perpindahan IKN benar-benar terjadi di masa depan, kita
harus mampu merawat semangat kerukunan ini untuk menyambut orang-orang baru yang
turut berpindah dari ibu kota yang lama.
Orang-orang baru, tentu akan
menimbulkan dinamika-dinamika baru. Tapi, jumlah orangnya tentu tidak akan
pernah mengalahkan jumlah penduduk asli Kalimantan Timur selama ini. Kita
sebagai penduduk aslinya yang harus menunjukkan kepada orang-orang yang datang
untuk dapat hidup bersama dalam keberagaman. Kita harus menularkan semangat
hidup rukun bersama kepada mereka semua. Tentu, dengan kerendahan hati dan
sikap hormat tanpa menggurui.
Konflik mungkin saja terjadi atau bahkan pasti terjadi. Tapi kita masyarakat Kalimantan Timur harus berusaha bendung semua itu dan tunjukkan bahwa kita masyarakat yang selama ini dapat hidup bersama meski background budaya, agama, pendidikan, dan lain-lainnya berbeda. Berat itu pasti, penerimaan mungkin saja tidak langsung terjadi. Dinding antara si penduduk baru dan si penduduk lama tentu akan tercipta, tapi perlahan perlu kita kikis dalam kesadaran bahwa kita sama-sama Indonesia. Pelan-pelan ego harus diturunkan dan kita kembali bergandengan tangan untuk menunjukkan kita sama-sama menjaga kebersamaan.
Tapi, sementara ini bergandengan tangannya lewat semangat dulu saja ya… karena masih Covid-19. Hehehe.
0 comments:
Post a Comment