Pages

Labels

Friday, 13 January 2017

Malam Siapa yang Menang - Cerpen









“Jl. Bung Tomo ya mbak?”
Wanita yang bekerja di salah satu hotel berbintang di Samarinda itu pun naik ke atas motor tukang ojek online pesanannya.
“20 ribu kan?”
“Iya.” Mereka pun berangkat.
Samarinda lewat jam 11 cukup sunyi. Dunia malam telah bangkit dari tidurnya dan giliran pekerja shift sore harus pulang tepat jam dua belas malam untuk bergantian dengan shift berikutnya. Vanina adalah pekerja yang ketiban sial harus dapat shift sore hari ini.
“Mbak, ndak takut pulang malam? Belakangan banyak kasus pemerkosaan yang biasanya berujung pembunuhan loh?”
“Mas juga ndak takut? Belakangan banyak kasus tukang ojek online yang dibunuh sama dirampas motornya loh.”
“Kebelet nikah mbak, jadi harus cepet ngumpulin duit”
“Ah? Apa? Saya ngak denger.”
Vanina mendekatkan tubuh yang sukses menjadikan faktor dirinya dinobatkan sebagai primadona pegawai wanita di hotel. Dinaikkannya kaca bening helm dan didekatkannya telinga kepada si ojek online yang dari biodata di punggungnya bernama Kusmo.
“Aaahhh.. Ma.. Mau cepet nikah?”
“Oh… Kirain kenapa.. Loh…loh… Kok ngerem mendadak?”
“Lampu merah.”
“Kirain nyari-nyari kesempatan mas. Dah malam, setan suka bisik-bisik loh.”
“Hehehe.”
“Loh,.. Kok belok ke kanan mas? Harusnya kiri.”
“Ada razia mbak, saya males di-stop-in polisi.”
Vanina menurut, tapi makin bimbang. Dia tahu benar kalau jalan ini malah menjauh dari tujuan rumahnya. Sampai akhirnya motor Kusmo berhenti di sebuah gang buntu yang entah mengapa juga kosong penduduk. Kusmo turun dari motor dan dilepasnya helm serta jaket identitasnya tersebut. Ditatapnya Vanina dengan bukan lagi seperti manusia biasa.
“Teriak? Mati! Jangan sampai mbak jadi kaya cewe-cewe yang di koran belakangan ini. Mereka semua korban saya yang ndak mau nurut kalau dibilangin harus diam.”
Vanina mundur beberapa langkah ke belakang. Dia bisa saja kabur dengan cepat namun tangannya malah buru-buru masuk ke dalam tas selempangnya dan menyentuh benda tajam yang sudah beberapa minggu tidak berfungsi.
“Terima kasih sudah membawa ke tempat yang strategis. Kebetulan sudah lama ndak jual motor rampasan belakangan ini.”

-Tamat

Catetan: Cerpen ini sudah pernah ditampilkan di koran Samarinda Pos pada tanggal 31 Desember 2016

0 comments:

Post a Comment