Akhir - akhir ini saya merasa sangat sedih dan benar-benar jatuh dalam sumur kegalauan yang dalam . Sampai di dalam sumur saya sendiri dan cuman di temanin seekor kunang-kunang yang tubuhnya bersinar terang dan memberikan saya cahaya di dasar sumur itu .
Kunang -kunang itu tersenyum pada saya , matanya sulit ditatap bukan karena sipit tapi karna terlapau kecil untuk mata saya yang minus .
Lumayan lama saya di temanin sang kunang-kunang tanpa bicara , akhirnya ia mulai bertanya pada saya .
"Kamu knapa terlihat begitu sedih ? Ada masalah ?"
Dengan ramah saya menjawab pertanyaan sang kunang-kunang dengan hati yang masih merintih pilu "Saya merasa gagal sebagai pria , saya pikir awalnya cinta tak butuh harta . Tapi nyatanya , saya tak punya pasangan dan semua pasangan yang saya mau , semua pergi meninggalkan saya , lalu dapat kekasih yang nampaknya cukup bisa membiayain mereka seperti ngajak jalan,nonton,makan,beliin hadiah, beliin bunga, dan semua harta yang bagi saya sangat sulit untuk saya berikan ke wanita yang saya suka".
Sang kunang-kunang tersenyum pada saya dan malah mengeluarkan pertanyaan tanpa menjawab , "lalu, itu saja yang membuat mu sedih seperti ini ?"
"Saya merasa sangat sedih , karena saya pikir saya tak cukup mampu membahagiakan wanita yg saya suka . Saya binggung , semua pergi karena uang . Belum lagi , kepercayaan saya terhadap cinta tanpa harta yang selama ini saya pegang teguh , ternyata harus ternoda dengan wanita-wanita yang sempat saya suka . Saya merasa sakit" , saya menjawab dengan amarah sembari bereteriak keras kearah dinding sumur itu .
Sedangkan sang kunang-kunang malah kembali tersenyum dan balik bertanya ,"berapa umur mu ?"
"Nyaris 19" , jawab ku singkat
"Kamu itu udah dewasa , seharusnya mampu berpikir positif . Kau tahu cahaya yang ada di badan ku ?"
"Iya, semua kunang-kunang punya itu!", jawab ku
"Tapi kau tak pernah tau di antara kehidupan kunang-kunang , cahaya ini tak semua sama . Kau tau knapa alasan aku masuk ke sumur yang gelap ini ?" , kunang-kunang itu bertanya , dan itu makin membuat saya binggung.
"Ada alasannya kah ?"
"Aku termasuk kunang - kunang tak terang , kalo aku berjalan di antar teman-teman ku . Aku bahkan bisa di bilang hanya cahaya bayangan bagi mereka . Tak ada yang menginginkan aku seperti ini . Bahkan keluarga ku pun tak mau aku seperti ini . Tapi Tuhan beri aku tubuh seperti ini , dan aku harus jalanin . Aku ke sumur ini hanya untuk menyakinkan diriku bahwa aku kunang-kunang yg terang juga . Walaupun kenyataanya tidak!" , kunag-kunang itu mengoceh sembari terus mengepakkan sayap-sayap kecilnya
"Lalu apa kau pernah suka dengan lawan jenis mu juga ?" , tanya saya mulai tertarik dengan ocehan sang kunang-kunang .
"Kau tau , berapa kali aku mencari wanita ?"
"Tidak"
"Tujuh kali , dan semua meninggalkan ku."
"Knapa ?" , tanya saya penasaran
"Karena masih banyak kunang-kunang yang terang di luar sana . Aku bahkan saat itu berpikir hanya di jadikan sebagai batu loncatan bagi mereka . Karena aku cukup dekat dengan wanita, tpi apa boleh buat . Wanita-wanita yg dekat dengan ku itu , tak pernah berpikir ingin jdi kekasih ku ." ,mata sang kunang-kunang mulai berkaca .
"Maafkan aku telah membuat mu sedih"
"Tidak , kau jangan mengkasihani aku . Seharusnya kau mengkasihani diri mu sendiri . Karena aku sudah punya istri ."
Sayapun seketika terkejut , saya pikir kunang-kunang yg dari tadi ngebicarain kisah cintanya yang gagal ini , masih jomblo . Ternyata tidak "Hah ? Jadi udah punya istri ?"
Sang kunang -kunang kembali menarik senyumnya dan berkata ," bahkan sebentar lagi anak-anak ku lahir . Dan syukurlah, mereka lahir dari ibu yang berdarah bangsawan".
"Maksud mu ?" , jawab saya binggung
"Aku udah benar-benar tak tahu harus kemana saat semua wanita yang ku suka pergi tinggalkan ku . Tapi saat ku berjalan jauh , ku temuka sumur ini , dan aku terjatuh di dalamnnya . Semakin dalam , semakin ku rasa terang tubuhku ini . Sampai di ujung tempat kita berbincang ini , aku berpikir . KNAPA AKU HARUS SEDIH DENGAN TUBUH KU , DI BALIK KEKURANGAN INI , AKU BISA BERKARYA DAN MUNGKIN AKAN MEMBANGKAN SEMUA ORANG YANG MENGENAL KU , DAN AKU JUGA MUNGKIN BISA MENUNJUKKAN KALO AKU BISA . Sehingga selepas aku pulang dari sumur ini . Aku berdiri tegak di depan surat ambisi ku dan aku berjanji . Aku akan sukses."
"Lalu ?" , tanya saya
"Saya berkaya di jalur musik , ciptakan lagu , jual karya , lalu membuat mini show , sampai akhirnya aku di panggil oleh sang raja kunang-kunang . Beliau ingin aku tampil di depannya . Dan walahhhhh !!!! show di depan raja-raja kunang-kunang ku sukses . Dan malam itu juga aku di kenalkan oleh sang raja pada anak wanitanya yang cantik , manis , dan cahayanya yang terang mengalahkan cahaya ku . Malam itu kami berkenalan , dan terus berkomunikasi seterusnya . Sampai akhirnya suatu hari kami memutuskan untuk menikah . Sampai detik ini , aku tinggal menunggu kebahagiaan kecil ku lahir . Yaitu anak-anak ku ."
"Selamat yak, sebentar lagi jadi bapak" , ujar saya
"Haha... sudah lah ... seharusnya kau sebagai manusia yang katanya lebih sempurna dari mahkluk apapun . Layak untuk berdiri . Umur mu baru 19 , bkn saatnya untuk menangis apalagi mencaci kalo cuman masalah cinta . Knapa kau tak ukir kisah sukses mu , karena jika kau sukses , aku yakin suatu saat akan ada sesosok manis yang benar-benar mencintai apa adannya tanpa perkara uang, tahta , atau jabatan . Yakinlah , Tuhan sudah memberikan yg terbaik untuk mu . Kalo kau di tinggal oleh orang yang merasa diri mu itu kurang bagi dia , bersyukurlah . Itu pertanda baik , karena lebih baik di tinggal karena tak punya , dari pada di tinggal karena dulunya punya, lalu tak punya . Bahasa kasarnya , di tinggal karna mendadak miskin .. hehehe"
Tawa kami berdua menggelegar sampai keluar sumur itu . Tawa itu pertanda baik , sesuatu hal bisa kita petik . Bahwa tak ada yang bsa menilai dengan uang , kecuali ketulusan . ;)
#PandamuLangit
0 comments:
Post a Comment