Pages

Labels

Saturday 13 September 2014

Masa Baru : Akhir-Persatuan Indonesia


Masalah validator usai , begitupun semua kebutuhan daftar ini , daftar itu telah berkahir . Bahkan saya udah punya Kartu Tanda Mahasiswa , Keren bukan ????? Hahaha .
            Tapi ada sesi lagi yang menurut saya agak jadi beban kalo jadi mahasiswa baru , yaitu masa – masa ospek .

            Yah , di universitas saya ada yang namanya ospek . Walaupun berubah nama jadi PAMB ( Percepatan Adaptasi Mahasiswa Baru ) . Iya , lebih halus memang , dari pada kesan ospek yang selama ini ada di kepala kita akan perpelonoan .
            Tapi tetep , saya takut akan perpeloncoan . Selain takut , saya adalah orang anti bullying , apalagi kekerasan *ada alasannya , saya akan post setelah Masa Baru series selesai* . Jadi ada niatan buat engga ikut PAMB di universitas dan juga fakuktas .

            Tapi banyak ajakan yang datang , mulai dari BEMnya hingga testimony – testimoni orang – orang yang masuk disana .
            Tapi , karena ada kebutuhan mendadak , saya akhirnya enggak ikut PAMB di unibersitas . Tapi , saya ikut di fakultas .

            Waktu PAMB di Universitas , kata anak – anak mahasiswa baru yang ikut , perkataan itu benar , enggak ada perpeloncoan . Saat itu saya merasa tenang . Dan akhirnya ikut di fakultas .
            Waktu ikut PAMB difakultas hari pertama , saya juga binggung , ada rasa takut , dan mungkin saya bakal marah – marah , kalo saya sampai di bullying apalagi dapat kekerasan .

            Tapi uniknya , karena saya masuk di fakultas ilmu budaya , PAMBpun berhubungan dengan budaya .
            Dari jam 8 pagi , sampai jam 11 siang . Semua mahasiswa baru , enggak sama sekali di sentuh apalagi di bullying . Kami hanya di siksa ringan tapi menyenangkan , yaitu di suruh duduk dan ngedengerin dekan , serta beberapa pembicara ngomongin tentang narkoba . Agak garing sih , tapi enggak apa – apa , lebih baik ketibang di pelonco enggak jelas ala universitas – unniversitas labil lainnya .

            Lanjut setelah sholat dhuhur , PAMB masuk dalam sesi tampil bakat . Ini adalah ajang enggak jelas , tapi lagi – lagi lebih baik dari pada perpeloncoan . Karena disini , kita di ajarkan untuk berkarya , meski amatir , dan kebanyakan dari mereka nampil untuk nyanyi . Sedangkan kelompok saya musikalisai puisi ala Najwa Shihab di Mata Najwa .
            Yah …. Akhirnya saya sadar , PAMB ini keren sangat ….

            Lanjut hari kedua , PAMB berlangsung . Mulai jam 8 pagi , kami sudah di bagi ke tiga kelompok besar , sesuai prody yang di ambil . Setelah itu , kami mendengarkan sedikit tausiah , yang menerangkan sistem pendidikan di fakultas yang saya masuki ini . Dan pemberi materi adalah bapak kepala prodi sastra Indonesia kami.

            Tapi yang asik dari PAMB terakhir ini , saya menemukan satu orang ajaib yang menurut saya ilmunya wajib untuk saya pelajari . Bernama Irwan .
            Entah doi ini berasal dari mana . Tapi , dia bener – bener sastrawan sejati , bahkan sebelum menginjak bangku kuliah .
            Knapa ? karena dia menceritakan banyak kisah tentang gurunya yang seorang penulis puisi . Dan dia juga banyak menceritakan puisi – puisi yang sama sekali enggak saya kenal .
            Nama – nama penulis sastra Indonesia yang benar – benar asing di telinga saya , dia sebut . Bahkan saking asingnya , saya sendiri sampai lupa nama – nama sastrawan itu .
           
            Beberapa kali dia juga menceritakan sastra Indonesia yang benar – benar beragam . Bahkan dia sempat bercerita ada cerpen yang pendek . Becerita semacam “Ada seorang anggota DPR , di temukan tewas karena tercekik dasinya sendiri” , tamat .
            Agak enggak paham dengan itu , namun saya tau . Kalo di stand up comedi , kata – kata semacam itu disebut oneliner . Tapi kalo untuk sastra , doi bilang itu cerpen . Dan emang bener ada maknanya . Kata doi , maknanya dia terbunuh oleh jabatannya sendiri .
            Yah … Unik memang orang ini . Tapi karena dia saya jadi lebih bersemangat lagi buat kuliah di sastra Indonesia ini . Ternyata banyak orang hebat di sekitar saya . Saya pikir saya harus bisa mencuri ilmu mereka. Mencuri memang tak baik , tapi kalo buat ilmu , itu adalah hal yang baik .
            Lagian ….. Saya sadar . Saat kuliah ini , saya bisa bertemu banyak suku dan budaya . Bahkan semua bersatu di satu tempat . Dan ini yang selama ini saya pengen kenali . Yaitu persatuan Indonesia .
           
            Dari keputusasaan , saya terbaring di tempat yang hanya jadi opsi kedua dalam hidup saya . Tapi , karena banyak orang – orang yang baik serta beragam , membuat saya menjadi lebih ingin berkembang .
            Saya yakin , saya bisa lihat persatuan Indonesia , dari tempat yang memang tak seluas Indonesia kenyataannya . Tapi saya bersyukur , saya bisa merasakan feel kemerdekaan di sini . Dan itu , lebih dari apa yang saya idam – idamkan .

            Saya berharap , saya bisa kembali melempar topi wisuda , bersama mereka – mereka yang tak dari suku atau budaya yang sama . Dan saya pengen lihat senyum serta tawa bangga karena lulus , di satu kota yang sama . Yaitu SAMARINDA !!!!!!!

0 comments:

Post a Comment