Setelah
selesai berbahagia , saatnya saya melanjutkan semua persyaratan yang di minta setelah
dinyatakan lulus .
Dan entah
kenapa , data untuk menentukan berapa biaya per-semester sangatlah sulit .
Bahkan harus minta fotocopy rekening air , listrik , kendaraan , bahkan nafas
mungkin jika ada . Untungnya tidak .
Tapi ,
namanya lagi seneng , biar di minta apa aja juga pasti di lakonin . Sigap ,
malam sebelum esok ke kampus buat ngurus , semua udah siap . Cek list satu –
satu dan nampaknya okay .
Keesokan
ketika udah di kampus , saya yang kebetulan di anter mamak *Jangan berpikir
saya anak mami , terus minta di anter ya !! saya tegasin , saya bukan anak mami
, tapi anak manja :p . INGAT ITU !!!* . Back >>>> Saya bareng mamak
saya memang enggak menguasai area . Maklum , saya sama mamak saya itu enggak
pernah ngerasain bangku kuliah . Saat tiba di parkiran , kami langsung nanya ke
salah satu mahasiswa*Sepertinya , karena berdandan rapi* yang ada di situ .
“Mau
validasi data mahasiswa di mana ya mbak ?” , ujar si mamak saya dengan sopan .
“Oh , di
atas bu . Di lantai dua” , sahut wanita itu , sembari menunjuk ke arah gedung
utama di area itu . Besar , dan kami pikir itu emang tempatnya .
Setiba di
atas , di tempat si mbak – mbak mahasiswa bilang tadi . Emang lagi banyak orang , dan emang lagi
pada megang map semua . Tapi ada hal aneh , karena semua orangnnya bermuka tua
. Tapi tanpa berpikir panjang , si mamak gesit menerobos antrian , sembari
memegang map berisi dokumen milik saya .
Dan
akhirnya tiba si mamak di tanya sama petugas yang sibuk grasa- grusu menanggapi
banyak orang di meja ala – ala bar itu . “Ada
yang bisa saya bantu bu ?” , kata si pengawas .
“Ini mas ,
mau validasi data . Disini ya ?” . Sahut si mamak sambil menyodorkan berkas
saya .
“Oh….
Mahasiswa baru ya bu ?”
“Iya..” ,
ujar si mamak , menampoli .
“Kalo Maba
, di bawah bu . Di akademik . Kalo disini itu validasi S2” , kata si mas – mas
.
Dengan agak
malu – malu , kami kembali ke belakang antrian . Yah… namanya juga enggak
pernah ngerasain bangku kuliah . masang muka tembok aja . :D
Akhirnya
kami turun ke bawah , mencari ruang akademik . Kembali saya bareng si mamak
masuk . Dan menyodorkan map ke salah satu orang yang ada di situ . Dan
kebetulan emang cuman satu orang . Tapi si doi lagi asik telponan , dan dari
hasil nguping , saya tau , doi itu lagi nelpon dosen lain .
Setelah
lumayan lama , akhirnya aksi doi dalam telpon pun berkahir . Dan kembali
bertanya . “Ada
apa bu ?” , tanya bapak – bapak gundul berkacamata itu .
“Mau
validasi pak .”
“Oh…
Validasi bukan di sini bu . Tapi di ruang luar sana . Ibu keluar , ke kiri , terus aja . Ada sebelah posko
mahasiswa baru .” .
Jlep , kami
berdua sekali lagi tertipu . Entah
kenapa kok semua orang pada buat kami binggung . Baru pertama kali aja udah
kaya gini . Ya udah , kami berdua kembali keluar dari ruang akademik itu .
Dengan
saling berbalas – balasan senyum tak jelas antar saya dan si mamak . Kami pun
keluar ruangan .
Akhirnya
dapat juga , ruang validasi data yang di maksud . Sekarang saatnya saya
berkaksi sendiri , tanpa bantuan si mamak . Doi nunggu di luar , dan saya masuk
ke dalam ruang validasi itu .
Ruangnya
enggak kecil , tapi enggak besar juga . Setidaknya , ruang itu tak sekecil
lubang kuburan , dan enggak sebesar rusaknya iman para pemimpin negeri ini . :D
Menunggu ,
satu – persatu maba di validasi . Saya lihat nampaknya agak sulit urusan yang
satu ini . Dan benar .
Akhirnya tiba
saatnya saya . Saya kasi semua data yang di minta di web . Tapi , doi si
validator data ini , ternyata enggak main – main soal data yang saya kasi .
Dia cek
satu – persatu . Dan memberikan pertanyaan yang menurut saya agak ekstrim ,
bahkan lebih ekstrim dari pada di bunuh pakai potongan kuku . Pokoknya
pertanyaan doi sangat mendetail .
Tapi
kampretnya , ternyata ada syarat tambahan , yaitu foto rumah , dan saya enggak
tau soal syarat tambahan itu . Dengan terpaksa , data yang saya kasi itu ,
harus di kembalikan dan harus dilanjutkan esok hari . Ya…. Udahlah…. Saya
kembali esok .
Besok day . :)
Semua data
udah siap . Beserta dengan foto rumah . Kalo boleh menerangkan , jika di lihat
dari foto ataupun kenyataan , rumah saya enggak ada bedanya sama sekali .
Terbuat dari kayu , dan bisa di katakana enggak terlalu mewah , atau bahkan
bisa di bilang sederhana sekali . Bukan sekali , tapi amat – amat sekali . You know guys !
Pagi – pagi
, saya udah tiba di sana
. Saya yang sekarang enggak di temani sama si mamak langsung datang ke petugas
validator . Dan ahay , langsung di urus tanpa pakai antri seperti yang lain .
Dan saya pikir urusan udah selesai . Saat doi liat rumah di foto , terlintas
muka – muka aneh terpancar dari si petugas . Dan doi langsung membawa berkas
lengkap saya ke bos , seperti kata doi .
Lumayan
lama saya di tinggal sama si petugas , bareng data – data saya banyak itu .
Akhirnya dia kembali dan lagi – lagi memerintah saya .
“Ok Pandu ,
data kamu saya terima , tapi kamu harus ngurus satu lagi . Kamu pulang dulu ,
urus surat
keterangan tidak mampu ya.” , ujar sang validator .
Saya yang
baru ini , hanya iya – iya saja selama di suruh . Enggak mengelak apalagi
bertanya . Pokoknya di suruh , ya saya lakuin . Dan kembali saya ke rumah .
Sampai di
rumah , orang tua pada binggung . Semua pada bertanya tujuan knapa saya di
suruh minta keterangan tidak mampu . Apakah karena msalah rumah ? Okey , rumah
kami memang terlihat tak begitu bagus , dan kami juga memang merasa berada pada
taraf orang sederhana yang masih sering kekurangan uang belanja .
Tapi kami
enggak pernah merasa tidak mampu , selama masih bekerja , berapapun hasilnya ,
kami tetap mensyukuri dan menganggap kalo penghasilan itu bisa di katakan
sebagai penghasilan orang mampu . Tapi , karena di perintah sama universitas ,
orang tua saya yang kepengen banget anaknya kuliah , langsung cus ke kantor
kelurahan sembari terus mencari – cari kata – kata yang tepat untuk minta surat keterangan itu .
Karena .
Bagi kami , minta surat
keterangan tidak mampu itu , sama seperti milyader yang di suruh ambil jatah
beras miskin , karena kalo enggak ambil entar orang tuanya meninggal . Berat
dan merasa enggak layak , tapi karena disuruh dan mendesak , ya mau gimana lagi
.
Setelah
kurang lebih satu jam mengurus ( terhitung perjalanan pulang balik ) , akhirnya
surat
keterangan itu udah di tangan . Dengan gesit saya kembali ke fakultas buat
validator , dan eng-ing-eng .
Data saya
di terima , tapi enggak bisa di validasi . Karena waktu saya kembali ke
fakultas , fakultas lagi padam listrik . Ya udah , urusan kembali di lakukan
esok .
Ke-esokan
harinya , pagi – pagi sekali saya udah di fakultas . Tetep dengan keadaan ramai
. Tapi saya di layanin duluan , maklum anak pejabat bro…. Hahaha , enggak –
enggak , karena kebetulan data saya tinggal validasi aja .
Tapi hal
unit terjadi . Nilai UKT atau bahasa sederhananya SPP , Yang tadinya saya harus
membayar 1 juta , entah kenapa tiba – tiba berubah 2 juta . Katanya sih
pengaruh sistem . Jadi saya harus membayar lebih banyak dari UKT yang
sebelumnya saya liat sebelum prosesi validasi.
Tapi ,
berapapun bayarnya , kata si mamak dan bapak , terima aja . So , saya langsung
okay-okay aja saat itu , saat di tanya kesiapan membayar sebesar itu .
Setibanya
di rumah , saya memberitahukan bapak sama mamak soal bayar UKT yang tiba – tiba
naik 2 juta . Dan doi – doi itu sih biasa aja , dan masih berkata , Insha Allah
nanti bisa di bayar terus .
Tapi yang
jadi pertanyaan kami sekarang , kenapa kemarin di suruh minta surat keterangan tidak mampu ? kalo minta ,
seharusnya UKT saya jadi lebih rendah , kok ini malah makin tinggi .
Terus
fungsi surat
keterangan itu apa ?
Semalaman
itu kami memikirkan masalah surat
keterangan tidak mampu . Memang tidak penting sih , tapi ini harus di
klarifikasi , karena ini menyangkut harga diri keluarga kami . :D HAHAHAHA
long trip in birokrasi kampus ya bro.
ReplyDeleteselamat jadi maba.
rajin-rajin kuliahnya ya..
:)
*dari yang baru tamat 2 bulan yg lalu :D
thanks bro.... :D
ReplyDelete