Pages

Labels

Thursday, 31 December 2015

2015 Dunia Kelambu



Saat saya menulis ini, orang-orang diluar sedang seru-serunya menebar petasan, serta meniup-niup terompet yang kalau di agama saya, itu adalah sebuah senjata di hari akhir nanti. Entah, mengapa orang banyak yang meniup itu di luar sana, apapun itu, ya hak merekalah.

Tapi karena moment pergantian tahun, saya memilih untuk kembali duduk dan mengingat–ingat apa yang saya sudah lalui tahun ini, ya, sekedar kembali mereview apa yang saya dapatkan dan apa yang saya lalui.

2015.

Jujur ini adalah tahun yang sangat membahagiakan bagi saya pribadi. Banyak hal baru yang tadinya belum pernah saya dapatkan, dan di tahun ini juga, banyak hal indah yang saya terima.

2015 seolah menjadi bukti nyata bagi diri saya sendiri, bahwa kita tidak boleh menyerah untuk hal apapun itu, dan berjuang serta tetap berdiri meski kemungkinan sudah tiada, itu wajib.

Awal tahun 2015 saya mendapatkan pengalaman yang saya sendiri belum pernah coba sebelumnya. Saya punya kesempatan untuk bisa merasakan panggung teater, saya merasakan menjadi pemain teater, meski sebelumnya saya gak pernah ngerasakan itu.

Tanggal 4 Maret 2015 sebagai waktu tetaer mahib’e melakukan pentas pertamanya. Wawan sebagai seorang pelatih teater mahib’e (Satu-satunya teater yang dimiliki Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman) mempercayakan posisi pemain yang menurut saya sangat krusial kepada saya.

Saya mungkin tidak bisa memberikan yang terbaik untuk Wawan sebagai seorang pelatih saat itu, tapi yang saya lakukan saat itu adalah saya mengeluarkan apa yang saya bisa. Mungkin Wawan sedikit kecewa karena di beberapa moment latihan, bahkan, ketika GR sekalipun, saya masih juga tidak bisa memberikan waktu saya secara penuh untuk Mahib’e.

Tapi, mungkin dari tulisan ini, saya pengen mengungkapkan terima kasih yang sangat besar kepada Wawan, dan teman-teman mahib’e, karena sudah mau memberikan kesempatan dan pengalaman berharga kepada saya. Meski saat ini saya sudah ngak ada lagi di teater tersebut, karena beberapa hal. Tapi saya akan tetap memberikan support langsung kepada mereka. Ya andai boleh, saya pengen ikut sekali-sekali latihan bareng kawan-kawan saya itu, kangen situasi badan pegel-pegel abis pulang latihan. Karean saya tau sekarang, bahwa teater not easy men...HAHAHA..

2015 juga menjadi tahun dimana saya bisa merasakan sebuah kompetisi, dan saya menang di dalamnya.

Berkat iseng-iseng, saya ikut kompetisi menulis kreatif tentang kependudukan yang dibuat oleh BKKBN provinsi Kal-Tim, saya ikut dengan modal seadanya, kemampuan menulis sebisanya, dan kemampuan berbicara sekenanya. Tapi siapa sangka, saya masuk 10 besar tingkat provinsi.

Lalu semua berlanjut, sampai akhirnya babak presentasi. Dan kembali, siapa yang sangka, di tahun 2015 ini juga, saya merasakan yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya, yakni menang dan mendapatkan peringkat 1 sebagai peserta penulisan kreatif kependudukan tingkat provinsi.

Dan tidak berhenti sampai disitu, 2015 juga menjadi sebuah tahun dimana saya bisa membawa nama Kalimantan Timur ke tingkat Nasional, dimana melanjutkan kompetisi penulisan yang saya menangkan di tingkat provinsi.

Waw, sebuah pencapaian yang saya sendiri tidak pernah bayangkan sebelumnya. Bisa terpilih menjadi 10 besar dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Seorang Pandu Pratama Putra yang jalan hidupnya entah kemana-mana, bisa terpilih menjadi seorang wakli Kal-Tim di nasional, tidak ada yang tahu itu.

2015 tidak berhenti disitu, sebuah kenangan indah tercipta kembali, setelah terpilih saya malah terpilih lagi untuk jadi juara 1 tingkat nasional, mengalahkan 10 besar yang telah terpilih sebelumnya.

Dua juara di tahun 2015 ini, tingkat provinsi dan juga tingkat nasional. Sebagai seorang penulis blog yang pengunjungnya tidak seberapa banyak ini, saya sudah beryukur dengan itu.

2015 juga menjadi moment dimana saya bisa merasakan panggung yang selama ini saya idam-idamkan, yakni panggung stand up comedy.

Hampir menyerah, akibat kegagalan di bulan april, yakni gagal jadi opener Ernest Prakasa, saya hampir tidak ingin lagi melanjutkan hobbi sebagai seorang Stand Up Comedian. Saya merasakan mungkin ini bukan jalan saya. Belum lagi, setelah kegagalan menjadi opener Ernest, saya terus-terusan kalah dan tidak pernah juara di setiap lomba stand up comedy yang diadakan di Samarinda. Saya hampir turun dan menyerah, tapi entah apakah ini bonus dari Tuhan atas kesedihan saya, Desember menjadi waktunya saya terpilih secara tidak saya sangka-sangka dan menjadi lineup di acara sakral Stand up Comedy Samarinda, yakni Stand Up Nite 6.

Satu panggung dengan 4 comic dari StandUpSMD yang sangat-sangat hebat, ditambah lagi dengan comic Nasional yang juga sangat luar biasa yakni Dodit Mulyanto. Malam itu, saya berdiri sebagai pembuka.

Berdiri di depan hampir 500 penonton, jujur saya merasakan kegetiran, saya takut gagal, saya takut tidak lucu, tapi malam itu, mungkin jadi show yang “entahlah” apa, jujur, saya ingin mengeluarkan semua yang saya bisa. Wal hasil, 10 menit kewajiban saya, saya tuntaskan, dan saya turun dengan lega, setidaknya ketakutan saya karna tidak lucu, tidak terjadi. Ya...... dibilang sukses sekali juga tidak, namun dibilang gagal juga tidak.

Setidaknya, sebagai hidangan pembuka, saya gurih untuk dinikmati.

2015 mejadi sebuah waktu yang sangat berharga bagi saya, pengalaman–pengalaman yang saya tidak akan pernah lupakan. Tiga panggung yang berbeda saya lewati, berdiri sebagai seorang yang sedang bersandiwara, berdiri sebagai seorang yang sedang menjelaskan jalan keluar, dan berdiri sebagai seorang yang sedang menghibur banyak orang. Saya rasa 2015 menjadi tahun berdiri buat saya. :D

2015 juga menjadi tahun yang sangat berharga, tahun dimana saya dapat mengenal banyak teman diluar sana. Jauh dan lebih banyak lagi selain hanya berkisar di area sekolah dan kampus.

Ketika tingkat nasional di Jakarta saya mengenal banyak teman dari berbagai daerah, mengenal mereka adalah sebuah rasa yang tidak pernah bisa saya ungkapkan.

Lalu berikutnya saya kembali mendapatkan persahabatan erat di salah satu camp pertama yang saya ikuti, yakni #KYPC2015. Disana saya tau, kalau ternyata anak-anak Kalimantan Timur adalah anak-anak yang memiliki jiwa berani mengubah, dan tentunya berprestasi dan berpengaruh.

Mengenal orang-orang yang baru dikenal, lalu menjadikan mereka sahabat, adalah sebuah anugrah. Mereka adalah harta yang tidak semua orang miliki. Saya rasa, teman itu penting, dan 2015 mengajarkan saya tentang itu.

2015 juga memberikan kesan cinta untuk saya.

Yup !!!! tak indah rasanya kalau sebuah tulisan apalagi masa lalu tidak ada bait-bait cintanya, saya rasa agak basi mungkin. Jadi izinkan saya menceritakan betapa parahnya kisah itu di tahun ini. :)))

2015 adalah waktu yang aneh, berbagai orang yang saya dekati sampai detik ini, semua perlahan pergi. Eh, tidak pergi, tapi mengganti status mereka menjadi teman saya.

Everything ...

Semua cinta yang saya kejar, seolah tidak tahu dan malah ngeloyor pergi kehati orang lain, yang ujung-ujugnya, just friend untuk saya.

Tapi, saya kagum di tahun ini. Dari cinta saya belajar banyak.

Bahwa tidak semua yang kita sedang rasakan, itu sama dengan apa yang orang lain rasakan.

Sikap terlalu baik belum tentu pertanda orang jatuh cinta.

Cinta yang punya pengalaman berat dengan pasangannya dulu, bisa jadi akan merusak harapan anda untuk memiliki dia.

Kadang cinta itu buta, bahkan sangat buta, meski sudah jelas ditutupi penghalang tinggi yang bernama agama.

Cinta itu tidak datang pada waktu dan tempat yang anda tahu

Dan berjuang itu perlu meski kemungkinan yang ada didepan mata sudah tidak ada kembali.

Cinta mengajarkan saya berjuang, cinta juga mengajarkan saya untuk tidak mudah menyerah. Kalau ada yang bilang cinta itu hanya menyebabkan luka, belum tentu, itu semua tergantung bagaiamana kita menyikapinya saja. Meksipun, kadang sedikit ada :”(

So....SO.....

Lanjut lagi.

Intinya 2015 adalah satu dari sekian banyak tahun yang saya lewati, yang sangat berkesan bagi saya.

Besok sudah 2016, satu hal yang saya belum dapatkan di 2015 adalah, keinginan saya untuk menjadi seorang penulis sukses, belum tercapai.

2016 akan menjadi tahun perjuangan yang lebih berat lagi bagi saya. Begitu banyaknya pencapaian yang saya dapatkan di tahun 2015, harus saya dapatkan lagi di tahun 2016, atau kalau perlu, lebih baik lagi.

Oh ya, hampir lupa, dan satu lagi kebahagiaan di tahun 2015 yang belum saya sebutkan adalah, merubah blog saya ini menjadi duniakelambu.com

2016 adalah waktunya DuniaKelambu harus lebih saya perjuangkan lagi.

Saya berharap DuniaKelambu bukan hanya sekedar nama blog, kelak saya berharap dan akan terus saya perjuangkan adalah menjadikan Dunia Kelambu lebih dikenal lagi, entah itu melalui jalur apa saja. Mungkin kelak bakal ada nama buku judulnya Dunia Kelambu, atau bahkan judul lagu. Atau bahkan lebih jauh lagi, mungkin aja Dunia Kelambu kelak akan di kenal sebagai nama sebuah film.

Tapi apapun itu, Dunia Kelambu akan terus ada, sebagai sebuah record kehidupan saya pribadi, ada atau tidak ada yang membaca, Dunia Kelambu akan tetap berdiri.

Intinya di tahun yang baru ini, saya akan tetap berdiri untuk kemungkinan-kemungkinan  yang sulit dipahami. Saya berharap saya tidak berdiri sendiri, semoga adik-adik saya, bisa cepat berjuang menyusul kakaknya. Lalu teman-teman saya, juga akan berdiri, dan berjuang untuk nama daerah tempat tinggal masing-masing, membanggakan almamater, dan tentunya keluarga. Karena kawan, kalau bukan bertindak sekarang, kapan lagi? :)

Siapapun yang baca tulisan ini, kita tidak boleh menyerah, kita tidak boleh kalah, dan kita tidak boleh mundur, tapi apapun itu, jangan pernah lupa, kita juga harus tetap bahagia, jangan lupa ! TETAP HARUS BAHAGIA

Salam #DuniaKelambu
Twitter : @pandupandaa
Instragram : pandupandaa

2 comments:

  1. Keren pencapaiannya.. ngiri sama juara penulisan blog..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe, bukan mas, pencapaian blog saya belum terlalu bisa di banggakan. :))

      Delete