Saat saya menulis ini, orang-orang
diluar sedang seru-serunya menebar petasan, serta meniup-niup terompet yang
kalau di agama saya, itu adalah sebuah senjata di hari akhir nanti. Entah, mengapa
orang banyak yang meniup itu di luar sana, apapun itu, ya hak merekalah.
Tapi karena moment
pergantian tahun, saya memilih untuk kembali duduk dan mengingat–ingat apa yang
saya sudah lalui tahun ini, ya, sekedar kembali mereview apa yang saya dapatkan
dan apa yang saya lalui.
2015.
Jujur ini adalah tahun
yang sangat membahagiakan bagi saya pribadi. Banyak hal baru yang tadinya belum
pernah saya dapatkan, dan di tahun ini juga, banyak hal indah yang saya terima.
2015 seolah menjadi
bukti nyata bagi diri saya sendiri, bahwa kita tidak boleh menyerah untuk hal
apapun itu, dan berjuang serta tetap berdiri meski kemungkinan sudah tiada, itu
wajib.
Awal tahun 2015 saya
mendapatkan pengalaman yang saya sendiri belum pernah coba sebelumnya. Saya
punya kesempatan untuk bisa merasakan panggung teater, saya merasakan menjadi
pemain teater, meski sebelumnya saya gak pernah ngerasakan itu.
Tanggal 4 Maret 2015
sebagai waktu tetaer mahib’e melakukan pentas pertamanya. Wawan sebagai seorang
pelatih teater mahib’e (Satu-satunya teater yang dimiliki Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Mulawarman) mempercayakan posisi pemain yang menurut saya sangat
krusial kepada saya.
Saya mungkin tidak bisa
memberikan yang terbaik untuk Wawan sebagai seorang pelatih saat itu, tapi yang
saya lakukan saat itu adalah saya mengeluarkan apa yang saya bisa. Mungkin
Wawan sedikit kecewa karena di beberapa moment latihan, bahkan, ketika GR
sekalipun, saya masih juga tidak bisa memberikan waktu saya secara penuh untuk
Mahib’e.
Tapi, mungkin dari
tulisan ini, saya pengen mengungkapkan terima kasih yang sangat besar kepada
Wawan, dan teman-teman mahib’e, karena sudah mau memberikan kesempatan dan pengalaman
berharga kepada saya. Meski saat ini saya sudah ngak ada lagi di teater
tersebut, karena beberapa hal. Tapi saya akan tetap memberikan support langsung
kepada mereka. Ya andai boleh, saya pengen ikut sekali-sekali latihan bareng
kawan-kawan saya itu, kangen situasi badan pegel-pegel abis pulang latihan. Karean
saya tau sekarang, bahwa teater not easy men...HAHAHA..
2015 juga menjadi tahun
dimana saya bisa merasakan sebuah kompetisi, dan saya menang di dalamnya.
Berkat iseng-iseng,
saya ikut kompetisi menulis kreatif tentang kependudukan yang dibuat oleh BKKBN
provinsi Kal-Tim, saya ikut dengan modal seadanya, kemampuan menulis sebisanya,
dan kemampuan berbicara sekenanya. Tapi siapa sangka, saya masuk 10 besar
tingkat provinsi.
Lalu semua berlanjut, sampai
akhirnya babak presentasi. Dan kembali, siapa yang sangka, di tahun 2015 ini
juga, saya merasakan yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya, yakni menang
dan mendapatkan peringkat 1 sebagai peserta penulisan kreatif kependudukan
tingkat provinsi.
Dan tidak berhenti
sampai disitu, 2015 juga menjadi sebuah tahun dimana saya bisa membawa nama
Kalimantan Timur ke tingkat Nasional, dimana melanjutkan kompetisi penulisan
yang saya menangkan di tingkat provinsi.
Waw, sebuah pencapaian
yang saya sendiri tidak pernah bayangkan sebelumnya. Bisa terpilih menjadi 10
besar dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Seorang Pandu Pratama Putra
yang jalan hidupnya entah kemana-mana, bisa terpilih menjadi seorang wakli Kal-Tim
di nasional, tidak ada yang tahu itu.
2015 tidak berhenti
disitu, sebuah kenangan indah tercipta kembali, setelah terpilih saya malah
terpilih lagi untuk jadi juara 1 tingkat nasional, mengalahkan 10 besar yang
telah terpilih sebelumnya.
Dua juara di tahun 2015
ini, tingkat provinsi dan juga tingkat nasional. Sebagai seorang penulis blog
yang pengunjungnya tidak seberapa banyak ini, saya sudah beryukur dengan itu.
2015 juga menjadi
moment dimana saya bisa merasakan panggung yang selama ini saya idam-idamkan,
yakni panggung stand up comedy.
Hampir menyerah, akibat
kegagalan di bulan april, yakni gagal jadi opener Ernest Prakasa, saya hampir tidak
ingin lagi melanjutkan hobbi sebagai seorang Stand Up Comedian. Saya merasakan
mungkin ini bukan jalan saya. Belum lagi, setelah kegagalan menjadi opener Ernest,
saya terus-terusan kalah dan tidak pernah juara di setiap lomba stand up comedy
yang diadakan di Samarinda. Saya hampir turun dan menyerah, tapi entah apakah
ini bonus dari Tuhan atas kesedihan saya, Desember menjadi waktunya saya
terpilih secara tidak saya sangka-sangka dan menjadi lineup di acara sakral
Stand up Comedy Samarinda, yakni Stand Up Nite 6.
Satu panggung dengan 4
comic dari StandUpSMD yang sangat-sangat hebat, ditambah lagi dengan comic Nasional
yang juga sangat luar biasa yakni Dodit Mulyanto. Malam itu, saya berdiri sebagai
pembuka.
Berdiri di depan hampir
500 penonton, jujur saya merasakan kegetiran, saya takut gagal, saya takut
tidak lucu, tapi malam itu, mungkin jadi show yang “entahlah” apa, jujur, saya
ingin mengeluarkan semua yang saya bisa. Wal hasil, 10 menit kewajiban saya,
saya tuntaskan, dan saya turun dengan lega, setidaknya ketakutan saya karna
tidak lucu, tidak terjadi. Ya...... dibilang sukses sekali juga tidak, namun
dibilang gagal juga tidak.
Setidaknya, sebagai
hidangan pembuka, saya gurih untuk dinikmati.
2015 mejadi sebuah
waktu yang sangat berharga bagi saya, pengalaman–pengalaman yang saya tidak
akan pernah lupakan. Tiga panggung yang berbeda saya lewati, berdiri sebagai seorang
yang sedang bersandiwara, berdiri sebagai seorang yang sedang menjelaskan jalan
keluar, dan berdiri sebagai seorang yang sedang menghibur banyak orang. Saya
rasa 2015 menjadi tahun berdiri buat saya. :D
2015 juga menjadi tahun
yang sangat berharga, tahun dimana saya dapat mengenal banyak teman diluar
sana. Jauh dan lebih banyak lagi selain hanya berkisar di area sekolah dan
kampus.
Ketika tingkat nasional
di Jakarta saya mengenal banyak teman dari berbagai daerah, mengenal mereka
adalah sebuah rasa yang tidak pernah bisa saya ungkapkan.
Lalu berikutnya saya
kembali mendapatkan persahabatan erat di salah satu camp pertama yang saya
ikuti, yakni #KYPC2015. Disana saya tau, kalau ternyata anak-anak Kalimantan
Timur adalah anak-anak yang memiliki jiwa berani mengubah, dan tentunya
berprestasi dan berpengaruh.
Mengenal orang-orang
yang baru dikenal, lalu menjadikan mereka sahabat, adalah sebuah anugrah.
Mereka adalah harta yang tidak semua orang miliki. Saya rasa, teman itu penting,
dan 2015 mengajarkan saya tentang itu.
2015 juga memberikan
kesan cinta untuk saya.
Yup !!!! tak indah rasanya
kalau sebuah tulisan apalagi masa lalu tidak ada bait-bait cintanya, saya rasa
agak basi mungkin. Jadi izinkan saya menceritakan betapa parahnya kisah itu di
tahun ini. :)))
2015 adalah waktu yang
aneh, berbagai orang yang saya dekati sampai detik ini, semua perlahan pergi.
Eh, tidak pergi, tapi mengganti status mereka menjadi teman saya.
Everything ...
Semua cinta yang saya kejar,
seolah tidak tahu dan malah ngeloyor pergi kehati orang lain, yang ujung-ujugnya,
just friend untuk saya.
Tapi, saya kagum di
tahun ini. Dari cinta saya belajar banyak.
Bahwa tidak semua yang
kita sedang rasakan, itu sama dengan apa yang orang lain rasakan.
Sikap terlalu baik
belum tentu pertanda orang jatuh cinta.
Cinta yang punya
pengalaman berat dengan pasangannya dulu, bisa jadi akan merusak harapan anda
untuk memiliki dia.
Kadang cinta itu buta,
bahkan sangat buta, meski sudah jelas ditutupi penghalang tinggi yang bernama
agama.
Cinta itu tidak datang
pada waktu dan tempat yang anda tahu
Dan berjuang itu perlu
meski kemungkinan yang ada didepan mata sudah tidak ada kembali.
Cinta mengajarkan saya
berjuang, cinta juga mengajarkan saya untuk tidak mudah menyerah. Kalau ada
yang bilang cinta itu hanya menyebabkan luka, belum tentu, itu semua tergantung
bagaiamana kita menyikapinya saja. Meksipun, kadang sedikit ada :”(
So....SO.....
Lanjut lagi.
Intinya 2015 adalah
satu dari sekian banyak tahun yang saya lewati, yang sangat berkesan bagi saya.
Besok sudah 2016, satu
hal yang saya belum dapatkan di 2015 adalah, keinginan saya untuk menjadi
seorang penulis sukses, belum tercapai.
2016 akan menjadi tahun
perjuangan yang lebih berat lagi bagi saya. Begitu banyaknya pencapaian yang
saya dapatkan di tahun 2015, harus saya dapatkan lagi di tahun 2016, atau kalau
perlu, lebih baik lagi.
Oh ya, hampir lupa, dan
satu lagi kebahagiaan di tahun 2015 yang belum saya sebutkan adalah, merubah
blog saya ini menjadi duniakelambu.com
2016 adalah waktunya
DuniaKelambu harus lebih saya perjuangkan lagi.
Saya berharap DuniaKelambu
bukan hanya sekedar nama blog, kelak saya berharap dan akan terus saya perjuangkan
adalah menjadikan Dunia Kelambu lebih dikenal lagi, entah itu melalui jalur apa
saja. Mungkin kelak bakal ada nama buku judulnya Dunia Kelambu, atau bahkan
judul lagu. Atau bahkan lebih jauh lagi, mungkin aja Dunia Kelambu kelak akan
di kenal sebagai nama sebuah film.
Tapi apapun itu, Dunia
Kelambu akan terus ada, sebagai sebuah record kehidupan saya pribadi, ada atau
tidak ada yang membaca, Dunia Kelambu akan tetap berdiri.
Intinya di tahun yang
baru ini, saya akan tetap berdiri untuk kemungkinan-kemungkinan yang sulit dipahami. Saya berharap saya tidak
berdiri sendiri, semoga adik-adik saya, bisa cepat berjuang menyusul kakaknya.
Lalu teman-teman saya, juga akan berdiri, dan berjuang untuk nama daerah tempat
tinggal masing-masing, membanggakan almamater, dan tentunya keluarga. Karena
kawan, kalau bukan bertindak sekarang, kapan lagi? :)
Siapapun yang baca
tulisan ini, kita tidak boleh menyerah, kita tidak boleh kalah, dan kita tidak
boleh mundur, tapi apapun itu, jangan pernah lupa, kita juga harus tetap
bahagia, jangan lupa ! TETAP HARUS BAHAGIA
Salam #DuniaKelambu
Twitter : @pandupandaa
Instragram :
pandupandaa
Keren pencapaiannya.. ngiri sama juara penulisan blog..
ReplyDeletehehe, bukan mas, pencapaian blog saya belum terlalu bisa di banggakan. :))
Delete